Uji Coba LRT Jabodebek, Keselamatan hingga Kesiapan Fasilitas Dikaji
Uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek tahap pertama mencakup 22 perjalanan kereta setiap hari. Uji cobanya fokus pada kesiapan sistem, aspek keamanan, dan keselamatan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lintas Rel Terpadu atau LRT Jabodebek diuji coba secara terbatas, Rabu (12/7/2023). Uji coba akan berlangsung pada 12 Juli hingga 15 Agustus. Uji coba ini bagian dari serangkaian pengujian kesiapan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia sebelum sistem angkutan umum perkotaan berbasis rel itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 18 Agustus 2023 bersama dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menguji coba operasional secara terbatas LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti menuju Stasiun Dukuh Atas. Selain pengoperasian kereta, uji coba menyasar sistem pembayaran dan integrasi antarmoda di stasiun-stasiun LRT Jabodebek.
Budi menyebutkan, LRT Jabodebek menambah pilihan angkutan umum massal sekaligus integrasi antarmoda transportasi. Namun, aspek keamanan dan keselamatan menjadi paling penting dalam operasionalnya sehingga uji coba operasional terbatas jadi hal krusial.
”Pekan ini khusus uji coba terbatas secara bertahap sehingga lebih matang. Sekali lagi teknologi memang canggih, tetapi faktor manusia tak terelakkan. Untuk itu, ada pelatihan-pelatihan secara masif untuk jadikan LRT Jabodebek lebih baik,” ujar Budi.
Uji coba operasional terbatas ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mulai 12 Juli sampai 26 Juli bagi kementerian/lembaga, jurnalis/media, dan komunitas. Lalu berlanjut tahap kedua mulai 27 Juli sampai 15 Agustus bagi masyarakat umum dengan mengisi tautan pendaftaran yang disediakan LRT Jabodebek.
Uji coba operasional terbatas berlangsung pukul 08.00 hingga pukul 12.30 setiap harinya. Selama itu ada empat perjalanan kereta di tiga lintas pelayanan LRT Jabodebek meliputi lintas pelayanan 1 Cibubur-Cawang, lintas pelayanan 2 Cawang-Dukuh Atas, dan lintas pelayanan 3 Cawang-Jatimulya.
Dalam sehari ditargetkan jumlah penumpang maksimal 600 undangan. Mereka hanya dapat melakukan tap in di Stasiun Harjamukti, Stasiun Jatimuly,a dan Stasiun Dukuh Atas. Namun, tap out berlaku di semua stasiun LRT Jabodebek. Transaksinya menggunakan kartu uang elektronik dari berbagai macam bank penyedia jasa layanan uang elektronik.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menuturkan, uji coba operasional terbatas tahap pertama mencakup 22 perjalanan kereta setiap hari. Uji cobanya fokus pada kesiapan sistem, aspek keamanan, dan keselamatan.
Sementara itu, uji coba tahap kedua mencakup 434 perjalanan setiap harinya. Dari jumlah itu, ada enam perjalanan sebagai angkutan terbatas bagi masyarakat umum. Dalam enam angkutan ini ada sosialisasi, uji coba sistem tiket, akses, fasilitas, dan pelayanan.
”Upaya ini untuk mendukung operasi komersial pada 18 Agustus nanti. LRT Jabodebek diharapkan jadi andalan baru masyarakat kawasan Bodebek menuju Jakarta dan sebaliknya,” tutur Didiek.
Nantinya LRT Jabodebek akan beroperasi dengan enam rangkaian kereta. Rangkaian kereta itu akan melakukan 560 kali perjalanan setiap hari kerja dengan headway atau jarak kedatangan kereta rata-rata 3-6 menit. Adapun kapasitasnya 1.308 penumpang di mana 174 penumpang duduk dan sisanya berdiri.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan operasi dan aspek keselamatan telah terpenuhi ketika nantinya LRT Jabodebek dioperasikan. Pengujian yang dilakukan terkait SDM seperti train attendant, penyelia, pengawas stasiun, pengendali operasi terpusat kereta otomatis, petugas pemeriksaan, serta petugas perawatan sarana dan prasarana. Kemudian, ada pengujian prasarana, seperti stasiun, rel, dan persinyalan. Juga ada pengujian sarana, yaitu rangkaian kereta api.
Setelah dilakukan serangkaian pengujian tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan sertifikat hasil pengujian. Kemudian akan dikeluarkan izin operasi oleh Menteri Perhubungan.
LRT Jabodebek menggunakan sistem communication-based train control (CBTC) dengan grade of automation (GOA) level 3. Sistem CBTC merupakan pengoperasian kereta berbasis komunikasi sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi serta tanpa masinis.
Sistem itu mencakup tiga lintas pelayanan dengan 18 stasiun, yaitu Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
LRT Jabodebek mampu mengangkut hingga 500.000 penumpang per hari. Jika digabung dengan penumpang KRL Jabodetabek sebanyak 1,2 juta penumpang, secara total akan ada 1,7 juta penumpang per hari yang diangkut menggunakan kedua angkutan massal tersebut.
Stasiun tersebar di kawasan perumahan, perbelanjaan, hingga kawasan bisnis. Untuk memudahkan masyarakat menggunakan LRT Jabodebek, stasiunnya terintegrasi dengan moda transportasi lain.
LRT Jabodebek akan mengoperasikan 31 trainset/rangkaian. Sebanyak 27 rangkaian beroperasi saat jam sibuk pagi dan sore hari, di luar jam sibuk ada 20 rangkaian kereta yang beroperasi, dan empat rangkaian kereta sebagai cadangan.
Layanannya sendiri dimulai pukul 05.00 hingga pukul 23.30. Setiap hari rata-rata akan berlangsung 434 perjalanan kereta dengan target awal pengguna jasa sebanyak 137.000 orang per hari.
Operator berdasarkan waktu operasi dan panjang lintasan existing, membagi headway atau jarak kedatangan kereta. Saat jam sibuk pagi pukul 05.00 sampai pukul 10.00 dan jam sibuk sore pukul 16.00 sampai pukul 21.00, headway dari Jatimulya ke Cawang dan Harjamukti ke Cawang setiap 6 menit, lalu dari Cawang ke Dukuh Atas setiap 3 menit.
Saat di luar jam sibuk atau offpeak, headway dari Harjamukti ke Cawang dan dari Jatimulya ke Cawang diatur setiap 8 menit. Kemudian dari Cawang ke Dukuh Atas diatur setiap 4 menit.
LRT Jabodebek mampu mengangkut hingga 500.000 penumpang per hari. Jika digabung dengan penumpang KRL Jabodetabek sebanyak 1,2 juta penumpang, secara total akan ada 1,7 juta penumpang per hari yang diangkut menggunakan kedua angkutan massal tersebut.
Layanan moda transportasi lain yang akan terhubung dengan LRT Jabodebek di antaranya Transjakarta, bus kota, KRL, MRT, Jaklingko, dan angkot. Khusus di Stasiun LRT Halim akan terhubung dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) dan beberapa moda lainnya, seperti Transjakarta, Royaltrans, serta taksi dan travel yang sudah disiapkan tempat pemberhentiannya secara khusus.