Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Bogor Bakal Lebih Semarak
Setelah dua tahun perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh dilakukan secara daring, kini Kota Bogor bersiap kembali menyemarakkannya secara luring melalui Bogor Street Festival.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Bogor Street Festival kembali diadakan pada perayaan Cap Go Meh 2023 di Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, 5 Februari 2023. Pascapandemi Covid-19 selama dua tahun, diharapkan perayaan kali ini mampu meningkatkan kembali geliat pariwisata di Kota Bogor.
Ketua Umum Perayaan Cap Go Meh (CGM) Bogor Street Festival Arifin Himawan, Senin (16/1/2023), menyampaikan, perayaan Cap Go Meh kembali dihadirkan secara luring setelah selama dua tahun diadakan daring. Perayaan kali ini akan dilaksanakan pada 5 Februari 2023 atau 15 hari setelah Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili dengan penampilan budaya dan seni seperti arakan joli dewa-dewi, barongsai, hingga liong.
Sekitar 5.000 orang akan terlibat dalam festival dari sanggar seni, penampil kirab budaya, hingga panitia. Kirab budaya akan dilakukan dari Wihara Dhanagun hingga Simpang Tiga Batu Tulis. Dua panggung utama juga akan disediakan di samping Wihara Dhanagun dan di depan Hotel 101 yang keduanya terletak di Jalan Suryakencana.
Jalan Suryakencana juga sudah dihiasi oleh lampion pada setiap gapuranya. Selain itu, beberapa toko juga ikut menyemarakkan dengan memasang lampion dan pernak-pernik khas Imlek di depan dan bagian dalam toko.
”Kami berharap acara ini mampu meningkatkan kembali pariwisata dengan mendatangkan pengunjung ke Kota Bogor. Sektor ini mampu menambah pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran. Selain itu, pariwisata juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Bogor serta meningkatkan keterisian hotel hingga lebih dari 80 persen,” ucap Arifin.
Arifin memprediksi perayaan CGM kali ini akan meningkatkan animo masyarakat, mengingat selama dua tahun perayaan CGM dilakukan secara daring. Maka dari itu, panitia telah menyiapkan 1.000 petugas pengaman dari Polri, TNI, dan pihak pengaman lain untuk membantu memperlancar acara.
Penjualan meningkat
Selain CGM, animo masyarakat untuk merayakan Imlek diprediksi juga meningkat semenjak dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal ini terbukti dari meningkatnya pembelian kebutuhan Imlek di Toko Naga Mas yang terletak di Jalan Suryakencana. Toko ini menjual pernak-pernik, peralatan ibadah, dan kue khas Imlek.
Penjual di Toko Naga Mas, Michael, menjelaskan, animo masyarakat untuk membeli keperluan Imlek sudah tampak sejak awal 2023. Menurut dia, puncak pembelian akan terjadi pada satu atau dua minggu sebelum Imlek.
”Tahun ini, pembelian keperluan Imlek memang meningkat ketimbang saat pandemi tahun 2021 dan 2022, tetapi jumlahnya tidak sebanyak saat sebelum pandemi. Adapun yang paling banyak dibeli oleh masyarakat yaitu alat ibadah dan pernak-pernik Imlek,” sebutnya.
Kami berharap acara ini mampu meningkatkan kembali pariwisata dengan mendatangkan pengunjung ke Kota Bogor. (Arifin Himawan)
Beberapa pengunjung terlihat keluar dan masuk Toko Naga Mas, Senin siang. Salah satu pembeli lampion dan hiasan Imlek di toko ini adalah Andre Siahaan (29), warga Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor.
”Tahun ini ingin menyiapkan Imlek secara lebih semarak karena keluarga akan berkumpul setelah dua tahun tidak bisa bertemu. Kami berbagi tugas, saya membeli pernak-pernik Imlek sedangkan orangtua menyiapkan makanan, seperti kue keranjang dan buah untuk keluarga dan tamu yang akan berkunjung,” ujarnya.
William Suryapranata, pemilik toko buah Berkat Buah di Jalan Suryakencana, juga mengakui terdapat peningkatan pembelian makanan dan buah mendekati perayaan Imlek. Namun, jumlah ini memang tidak setinggi sebelum pandemi.
”Dibandingkan tahun kemarin, stok barang seperti buah memang saya tambah karena permintaan bertambah. Buah-buahan seperti apel, pir, dan jeruk kami impor dari luar negeri, tetapi untuk kue khas Imlek kami datangkan buatan lokal dari Tangerang, Bandung, dan Jakarta,” kata William yang tidak hanya menjual buah, tetapi juga parsel kue dan barang pecah belah.
Sementara itu, saat perayaan Imlek, Arifin mengatakan tidak ada perayaan khusus di Kota Bogor. Masyarakat umumnya merayakannya dengan berkumpul bersama keluarga, seperti mengunjungi sanak saudara dan sembahyang di wihara. Meski tidak ada ibadah khusus, tetapi wihara akan dibuka 24 jam selama perayaan Imlek.
Salah satu yang menjadi tradisi umat Tionghoa untuk menyambut Imlek adalah membersihkan wihara dan menyucikan rupang atau patung dewa-dewi. Pengurus harian Wihara Dhanagun, Kusuma (72), mengatakan, tradisi ini umumnya dilakukan setahun sekali dalam kurun waktu seminggu sebelum perayaan Imlek. Penyucian rupang ini diyakini mampu mendatangkan berkah bagi umat yang melaksanakan.
”Penyucian rupang ini dilakukan setiap tahun, mau pandemi atau tidak. Bedanya, saat pandemi Covid-19, wihara tidak begitu ramai karena pengunjung atau umat memilih untuk berdoa di rumah. Namun, karena sudah tidak pandemi, mereka datang lagi ke wihara sehingga lebih ramai,” tuturnya.
Setidaknya 20 orang sedang membersihkan patung dewa-dewi di beberapa ruang di Wihara Dhanagun. Salah satunya adalah Meilan (62) yang membersihkan rupang Dewi Kwan Im. Ia menggunakan kain berwarna putih dengan air yang dicampur bunga mawar, melati, dan air cendana.
Istri salah satu pengurus Yayasan Wihara Dhanagun ini rutin membersihkan patung Dewi Kwan Im setiap tahun. Ia dan suaminya memiliki tradisi untuk menjadi vegetarian dan tidak berhubungan badan selama tiga hari sebelum pembersihan rupang.
”Sebelum membersihkan rupang, saya juga mandi dan keramas terlebih dahulu agar bersih. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesucian patung dewa-dewi karena banyak orang yang berdoa kepadanya,” kata Meilan.