Malu Bertanya, Sesat di Stasiun Manggarai
Penumpang KRL harus mulai beradaptasi dengan perubahan jalur di Stasiun Manggarai per Rabu (20/12/2023). Setelah ”switch over” ketujuh ini, masyarakat berharap fasilitas pendukung di stasiun juga akan lebih baik.
Beberapa petugas berjaga di sekitar jalan masuk setiap peron di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023) pagi menjelang siang. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menggenggam papan penunjuk arah lokasi peron kepada pengguna kereta yang hendak berpindah kereta.
Di setiap peron beberapa petugas juga kembali mengingatkan penumpang menggunakan pengeras suara secara terus-menerus terkait pergantian jalur. Mereka memastikan bahwa calon penumpang tidak salah memasuki peron.
Maklum saja, mulai Rabu (20/12/2023) terdapat pergantian jalur dan jalan masuk di Stasiun Manggarai dampak switch over (SO) ketujuh tahap dua. Penerapan SO ini merupakan bagian dari pengembangan stasiun sentral.
Baca juga: Perubahan Jalur di Stasiun Manggarai Dikeluhkan Pengguna
Zaky Maulana (29) menghampiri salah satu petugas yang berjaga untuk mengarahkan perpindahan ke peron 1 dan 2. Siang itu, ia dari peron 10 (rute Jakarta Kota) dan hendak ke Stasiun Serpong. Jadi, ia harus menuju peron 1 dan 2 untuk transit di Stasiun Tanah Abang.
Warga asal Jakarta Barat itu kemudian langsung diarahkan menuju peron 1 dan 2. Dia diarahkan berjalan ke arah pojok kanan dari papan informasi peron 1 , kemudian menuruni anak tangga.
”Sebelumnya peron 1 dan 2 tidak aktif dan sekarang diaktifkan untuk rute Tanah Abang. Ternyata dari peron tersebut terlihat jalan masuk terbaru pada Stasiun Manggarai,” ujar Zaky.
Sekitar dua menit kemudian, giliran Marlina (35) bertanya mengenai lokasi peron menuju Stasiun Bekasi kepada petugas yang berjaga. Ia memang jarang menggunakan KRL sehingga perubahan ini tidak terlalu berdampak baginya.
”Meskipun saya jarang naik KRL, saya tahu informasi mengenai perubahan jalur. Petunjuk dari petugas cukup membantu penumpang di sini,” kata Marlina.
Baca juga: ”Switch Over” Ketujuh Stasiun Manggarai Tahap Kedua Mulai Diberlakukan
Sementara itu, Namira Ayunia (34) berjalan dengan sedikit terburu-buru dari peron 12, yakni kereta rute Bogor menuju peron 1 untuk turun di Stasiun Sudirman. Ia hampir saja menuju peron 6 yang merupakan lokasi menuju rute Stasiun Tanah Abang sebelum adanya perubahan jalur.
”Banyak penumpang yang masih terlihat kebingungan, tetapi ini wajar karena masih hari pertama adaptasi penumpang. Saya juga merasa ke tempat berbeda saat memasuki Stasiun Manggarai hari ini,” ujar Namira.
Namira mengatakan, dirinya harus mulai terbiasa merasakan jauhnya perpindahan kereta dari jalur 10 dan 11 menuju jalur 1 dan 2. Ia hanya berharap eskalator dan lift di stasiun tersebut selalu berjalan lancar agar tidak menyusahkan penumpang, terutama penumpang lansia dan disabilitas.
Selain itu, ia juga harus terbiasa dengan kondisi terbaru di dalam stasiun, seperti penempatan terbaru bangku tunggu dan penutupan beberapa akses peron.
Manajer Humas PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Leza Arlan mengatakan, setidaknya ada 50 petugas yang disiagakan untuk membantu pengguna kereta di Stasiun Manggarai dalam menghadapi perubahan jalur. Para petugas itu bersiaga di sekitar jalur perpindahan lalu lintas pengguna kereta guna membantu penumpang berpindah dari satu jalur ke jalur lain.
Baca juga: ”Switch Over” 6 di Stasiun Manggarai Mulai Awal Desember Ini
”Petugas kami di sini untuk membantu penumpang ada perubahan-perubahan jalur. Jadi, jangan takut bertanya dan memastikan jalur yang dilalui sesuai,” kata Leza.
Menurut Leza, penerapan ketentuan baru pada hari ini berjalan cukup lancar. Meskipun demikian, masih diperlukan penyesuaian bagi para pengguna KRL di Stasiun Manggarai pada SO hari pertama.
Perubahan jalur
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta Lukman Al Amin mengatakan, pelaksanaan SO ketujuh tahap dua sudah dilakukan sejak Selasa (19/12/2023) malam. Alasannya, untuk menghindari gangguan pada layanan kereta dan memastikan kondisi jalur aman.
”Kami memanfaatkan window time untuk melakukan SO ini sehingga dimulai setelah kereta terakhir berhenti beroperasi pada Selasa (19/12/2023) dan selesai sebelum kereta pertama berangkat pada Rabu (20/12/2023),” kata Lukman.
Pada masa awal-awal SO ketujuh tahap dua, pihaknya menyiapkan petugas untuk memandu alur penumpang sehingga dapat berlangsung lancar dan tidak menimbulkan kebingungan penumpang.
Baca juga: Manggarai Baru Dikembangkan sebagai Stasiun Sentral Tersibuk
Pelaksanaan SO ketujuh tahap dua sudah dilakukan sejak Selasa (19/12/2023) malam. Alasannya, untuk menghindari gangguan pada layanan kereta dan memastikan kondisi jalur aman.
SO ketujuh Stasiun Manggarai merupakan bagian dari pengembangan stasiun sentral. Sebelumnya, SO ketujuh tahap satu telah dilakukan pada Sabtu (9/12/2023).
Pada SO ketujuh Stasiun Manggarai tahap dua terdapat pengaktifan jalur 1 dan 2 baru beserta peronnya. Adanya pengaktifan jalur baru tersebut, penomoran seluruh jalur di Stasiun Manggarai mengalami perubahan.
Saat ini lantai dasar (at grade track) Stasiun Manggarai dijadikan jalur 1 hingga jalur 8 yang diperuntukkan untuk perjalanan Commuter Line Cikarang dan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta serta kereta api jarak jauh. Sementara untuk Commuter Line Bogor/Nambo/Jakarta Kota tidak mengalami perubahan dan tetap menggunakan peron yang sama, yakni peron 9, 10, 11, dan 12.
Terdapat beberapa perubahan terkait penyesuaian nomor jalur dan peron bagi pengguna commuter line di Stasiun Manggarai. Pengguna Commuter Line Cikarang untuk tujuan Tanah Abang/Kampung Bandan yang semula dilayani pada peron antara jalur 6 dan 7 dialihkan melalui peron antara jalur 1 dan 2. Kemudian pengguna Commuter Line Cikarang untuk tujuan Bekasi/Cikarang yang semula dilayani pada peron 8 dialihkan menjadi peron antara jalur 3 dan 4.
Selanjutnya, pengguna commuter line feeder untuk tujuan Tanah Abang/Kampung Bandan yang semula dilayani pada peron jalur 6 dan 7 dialihkan melalui peron antara jalur 1 dan 4. Pengguna Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta yang semula dilayani pada jalur 9 saat ini dialihkan menjadi jalur 7 dan 8.
Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal, perpindahan peron dapat meningkatkan keselamatan pengguna kereta api di Stasiun Manggarai. Pasalnya, masyarakat tak perlu lagi menyeberang langsung di rel.
”Kami sesuaikan pergerakan kereta dengan orang sehingga tidak terjadi crossing di rel dan semua terlindungi pergerakannya,” katanya.
Risal melanjutkan, Kementerian Perhubungan berencana tidak lagi melakukan perubahan jalur di Stasiun Manggarai. Sebab, stasiun ini sudah melakukan perubahan sebanyak tujuh kali.
Perubahan akses
Selain perubahan jalur, Kementerian Perhubungan juga mengubah pintu masuk keluar di Stasiun Manggarai. Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pengguna KRL nantinya akan masuk keluar dari bangunan dan gedung baru di sisi timur Stasiun Manggarai. Selain itu, jalan masuk-keluar pengguna juga sudah tersambung dengan koridor menuju layanan transportasi umum lainnya.
”Sebelumnya pada akses masuk keluar yang lama, pengguna harus melintas pada jalur kereta aktif untuk menuju lantai 1 dan 2 bangunan baru Stasiun Manggarai,” kata Anne.
Menurut Anne, pengoperasian jalan masuk keluar pengguna KRL dari sisi timur dilakukan untuk memastikan keselamatan dan meningkatkan kenyamanan pengguna. Sebab, pengguna KRL tidak perlu lagi melintasi jalur kereta untuk menuju peron keberangkatan KRL.
Di bangunan sisi kiri Stasiun Manggarai, KAI Commuter juga menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana untuk pengguna KRL. Beberapa di antaranya sembilan gate elektronik untuk proses tap-in dan tap-out pengguna KRL, eskalator, mushala, dan toilet difabel.
Sementara itu, KAI Commuter mencatat rata-rata volume pengguna yang masuk di Stasiun Manggarai 16.000 orang pada hari kerja dan 13.000 orang pada hari libur. Dari jumlah itu, 9.000 orang per hari naik dari bangunan baru sisi kiri stasiun.