Percepatan dan perluasan vaksinasi Covid-19 harus terus didorong. Sekalipun bukan upaya tunggal untuk mengendalikan Covid-19, vaksinasi diperlukan untuk melindungi masyarakat dari risiko penularan Covid-19.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perluasan cakupan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat Indonesia terus dipercepat. Pemerintah telah menargetkan pada akhir Desember 2021, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua mencapai 50 persen dari total sasaran vaksinasi Covid-19.
Dari data Kementerian Kesehatan per 9 November 2021, terdapat 126,8 juta penduduk yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama. Sementara itu, 80,4 juta orang telah menerima vaksinasi dosis lengkap sampai dosis kedua. Jumlah ini mencakup 38,6 persen dari total sasaran vaksinasi yang harus dicapai, yakni 208,2 juta penduduk.
”Pemerintah terus mengakselerasi program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan kepada masyarakat. Menyegerakan vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk tanggung jawab melindungi orang lain yang rentan yang tidak bisa divaksinasi,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Selasa (9/11/2021).
Ia menambahkan, kelompok masyarakat yang saat ini belum bisa menjalani vaksinasi adalah masyarakat dari kelompok usia 12 tahun ke bawah serta masyarakat dengan komplikasi kesehatan tertentu. Dengan memperluas cakupan vaksinasi, kelompok rentan yang belum bisa mendapatkan vaksin itu tetap bisa terlindungi karena orang yang berada di sekitarnya sudah divaksinasi sehingga berisiko rendah tertular Covid-19.
Pemerintah telah dan terus mengakselerasi program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan kepada masyarakat. Menyegerakan vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk tanggung jawab melindungi orang lain yang rentan yang tidak bisa divaksinasi.
Dari 34 provinsi di Indonesia, persentase cakupan vaksinasi tertinggi untuk vaksinasi dosis kedua berada di DKI Jakarta (104,4 persen), Bali (87,2 persen), DI Yogyakarta (78,8 persen), dan Kepulauan Riau (70,5 persen). Sementara daerah dengan cakupan terendah adalah Papua (17,9 persen), Maluku (18,1 persen), Sumatera Barat (18,9 persen), Sulawesi Barat (20,7 persen), dan Sulawesi Tenggara (21,09 persen).
Vaksin Merah Putih
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam acara penyerahan bibit vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga ke PT Biotis Pharmaceutical, di Surabaya, mengatakan, pengembangan vaksin dalam negeri diharapkan turut mendukung pemenuhan kebutuhan vaksin bagi masyarakat Indonesia. Vaksin Merah Putih ini juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan vaksin penguat atau vaksin booster serta vaksin untuk anak usia 5-12 tahun.
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga ini melalui uji praklinis tahap 1, 2, dan 3 pada hewan uji. Hasil uji praklinis menunjukkan, calon vaksin itu aman dan baik. Setelah itu, bibit vaksin yang telah dihasilkan akan dilanjutkan ke tahap uji klinis tahap 1 kepada 100 orang. Sementara uji klinis tahap kedua akan dilakukan pada Januari 2022 terhadap 400 orang dan dilanjutkan uji klinis tahap ketiga pada Februari 2022 terhadap 1.000 orang.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K Lukito mengatakan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga ditargetkan bisa mengantongi izin penggunaan darurat pada Mei 2022 sehingga bisa diproduksi secara massal pada Juli 2022. Hal ini bisa dilakukan apabila hasil uji klinis menunjukkan vaksin yang dikembangkan terbukti aman, bermutu, dan berkhasiat.
Selain vaksin Merah Putih tersebut, ada juga tiga jenis vaksin lain yang berpotensi diproduksi di dalam negeri. Itu meliputi vaksin BUMN dari Bio Farma yang dikembangkan bersama Baylor College of Medicine AS; vaksin Covid-19 Zifivac yang dikembangkan PT JBIO atau PT Jakarta Biopharmaceutical Industry bersama Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, China; dan vaksin Covid-19 produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia yang bahan baku vaksinnya diimpor.
”Jadi, total ada empat jenis vaksin Covid-19 yang berpotensi bisa diproduksi di dalam negeri pada 2022. Badan POM akan terus mendampingi seluruh proses pengembangannya dari tahap di hulu hingga hilir saat produksi dan distribusi,” tutur Penny. (AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA)