Subsidi Sepeda Motor Listrik Baru Dongkrak Penjualan
Masyarakat mulai dapat membeli sepeda motor listrik baru dengan subsidi Rp 7 juta per unit per satu nomor induk kependudukan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat mulai dapat membeli sepedamotor listrik baru dengan subsidi Rp 7 juta per unit per satu nomor induk kependudukan. Skema subsidi selain konversi sepeda motor berbahan bakar fosil ini diharapkan dapat memenuhi target penjualan sepeda motor listrik yang ditetapkan pemerintah.
Peter Kho dari Humas Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) menyampaikan, sejak Selasa (19/9/2023), pemerintah membuka situs Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua atau Sisapira.id.
”Pembelian sepeda motor listrik baru dengan skema bantuan pemerintah senilai Rp 7 juta lewat Sisapira.id dapat dilakukan oleh semua orang, hanya dengan syarat satu NIK untuk satu sepeda motor listrik,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Rabu (20/9/2023).
Sistem ini menawarkan 33 jenis sepeda motor listrik dari sejumlah produsen dalam negeri. Harga sepeda motor listrik dengan harga terendah sesudah subsidi adalah Sterrato keluaran PT Roda Pasifik Mandiri seharga Rp 5,59 juta per unit dan TX300 A/T buatan PT Terang Dunia Internusa senilai Rp 42,9 juta per unit. Selain informasi harga dan merek/jenis sepeda motor listrik, pengunjung situs Sisapira.id juga dapat mengecek lokasi diler penjualan.
Dibukanya sistem subsidi ini disambut baik oleh produsen seperti PT Ilectra Motor Group (IMG) yang memiliki dua jenis sepeda motor listrik premium bernama Alva. Chief Marketing Officer PT Electra Mobilitas Indonesia Putu Yudha mengatakan, calon pembeli bisa mendatangi langsung dealer sepeda motor yang hendak dibeli untuk mendapatkan insentif senilai Rp 7 juta tersebut.
”Dealer kami akan melakukan konfirmasi apakah konsumen berhak dapat bantuan dengan memasukkan NIK ke sistem,” katanya saat ditemui di Alva Manufacturing Facility, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Masyarakat yang meminati sepeda motor merek Alva bisa mendapatkan potongan harga 20-25 persen. Untuk jenis Alva One, yang diluncurkan pada Agustus 2022 dengan harga asli sebesar Rp 36,75 juta per unit dijual seharga Rp 29,49 juta per unit. Sementara jenis Alva Cervo dijual yang Rp 42,75 juta menjadi Rp 35,75 juta per unit.
Sampai pukul 17.00, 20 September, kuota subsidi sepeda motor listrik yang tercatat di situs Sisapira tersisa 197.097 unit. Adapun subsidi 836 unit sepeda motor listrik sudah disalurkan pemerintah ke perusahaan industri. Sementara itu, baru ada 431 data masyarakat yang terverifikasi untuk mendapatkan sepeda motor listrik. Di luar itu, ada 1.636 data masyarakat yang masih dalam proses pendaftaran dan menunggu penerbitan STNK dan TNKB.
Data ini juga mencakup pendaftaran pembelian sebelum syarat 1 NIK satu unit sepeda motor subsidi diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Permenperin Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah untuk Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Dua.
Sebelumnya, Sisapira membatasi pembelian dengan empat syarat, yaitu untuk masyarakat yang memiliki Kredit Usaha Rakyat, Bantuan Produktif Usaha Mikro, penerima Bantuan Subsidi Upah, dan penerima subsidi listrik kurang dari 900 VA.
Kejar target
President Director IMG Purbaja Pantja senang bisa mendukung pemerintah dalam program subsidi ini. Belajar dari pengalaman negara asing, ia menilai, subsidi bisa mendongkrak pasar sepeda motor listrik.
”Sudah kejadian juga di India. Kita bisa lihat di India pasarnya seperti apa dan mereka sudah mencoba ini 2-3 tahun lalu. Bukti-bukti perkembangan sebelum dan setelah insentif dijalankan sudah ada. Ini jadi contoh buat kami,” ujarnya ditemui di lokasi sama.
Sebagai produsen, katanya, mereka mendukung pemerintah untuk menjual sepeda motor sesuai target 200.000 unit hingga akhir tahun 2023 dan 600.000 unit di 2024.
Kenyataannya, angka penjualan sepeda motor listrik masih sangat rendah. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sepanjang Januari-Maret 2023, penjualan sepeda motor listrik hanya 1.678 unit. Setelah beberapa mekanisme insentif berlaku, pada April-Juli 2023, penjualan sepeda motor listrik naik 226 persen menjadi total 5.471 unit.
Sementara itu, pemerintah juga membuat program subsidi Rp 7 juta untuk konversi sepeda motor berbahan bakar fosil ke listrik dengan target 50.000 unit sampai akhir 2023. Lagi-lagi, jumlah peminatnya rendah, masih sebatas 5.628 peserta atau 11,2 persen dari target.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, saat dihubungi di Jakarta, berpendapat, penjualan yang ditargetkan tidak akan tercapai dalam waktu dekat karena ada beberapa variabel yang sulit mempengaruhi perilaku masyarakat untuk mulai menggunakan sepeda motor listrik.
”Pertama, kendaraan listrik itu belum terbukti keandalannya. Misal, pernah ada sopir ojek mengatakan ketika menanjak berat. Kedua, ketersediaan bengkel belum merata, ketika konsumen beli di mana memperbaikinya? Ketiga, kalau konsumen membeli sepeda motor atau mobil pasti mempertimbangkan nilai jual barang bekas tinggi atau jatuh,” ujarnya.
Faktor keempat, yang, menurut dia, juga krusial adalah ketersediaan infrastruktur berupa stasiun pengecasan baterai yang masih sedikit. ”Jadi, pemberian subsidi, bahkan sampai Rp 10 juta sekalipun, tidak akan serta-merta mengubah perilaku konsumen untuk berpindah,” ujarnya.