Baru memasuki babak kedua, petenis unggulan mendapat tantangan sulit di Australia Terbuka. Mereka bermain 3-5 jam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, KAMIS — Hari kelima turnamen Australia Terbuka menjadi hari yang berat bagi unggulan, termasuk petenis yang difavoritkan juara. Mereka harus bertahan dalam pertandingan panjang meski turnamen baru memasuki babak kedua.
Tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, hampir kalah saat melawan Danielle Collins. Dia pun harus mempertahankan kekuatan fisik dan mentalnya selama 3 jam 14 menit untuk menang dengan skor 6-4, 3-6, 6-4. Swiatek memenangi pertandingan tersebut setelah tertinggal 1-4 pada set ketiga.
Laga lima set dalam rentang durasi tiga hingga lebih dari empat jam dijalani tiga tunggal putra unggulan, yaitu Casper Ruud (11), Alexander Zverev (6), dan Cameron Norrie (19). Norrie, bahkan, memenangi pertandingan setelah kehilangan dua set awal, 3-6, 6-7 (4/7), 6-2, 6-4, 6-4, saat melawan petenis ranking ke-133 dunia yang lolos dari kualifikasi, Giulio Zeppieri.
Finalis tunggal putri Australia Terbuka 2022 yang menjadi unggulan ketiga, Elena Rybakina, bahkan, tersingkir dalam momen yang lebih menyesakkan. Juara Wimbledon 2022 itu kalah dari petenis Rusia, Anna Blinkova, dengan skor 4-6, 6-4, 6-7 (20/22).
Kedua petenis mendapat banyak match point pada set ketiga, tetapi berulang kali gagal memanfaatkan kesempatan itu. Rybakina mendapat enam match point saat tiebreak, sementara Blinkova harus menanti hingga match point kesepuluh untuk menang.
Rybakina tiba di Melbourne Park sebagai salah satu favorit juara, selain Swiatek dan juara bertahan Aryna Sabalenka, karena menjuara WTA 500 Brisbane, dua pekan sebelum Australia Terbuka. Namun, unforced error pada beberapa match point membuat kesempatan Rybakina untuk menyelamatkan diri, seperti Swiatek, melayang.
Swiatek pun tak memungkiri bahwa dia sempat berpikir kalah dan akan segera pulang. Kebetulan, pemikiran yang sama dikemukakan Zverev ketika berada dekat dengan kekalahan pada babak kedua.
”Saya sudah berpikir bahwa ada penerbangan Qantas pukul 23.00 ke Dubai, lalu penerbangan lain ke rumah,” kata Zverev, petenis Jerman yang tinggal di Monte Carlo, Monako.
Zverev, finalis Amerika Serikat Terbuka 2020, menang melawan petenis Slowakia yang lolos dari fase kualifikasi, Lukas Klein. Kemenangan dengan skor 7-5, 3-6, 4-6, 7-6 (7/5), 7-6 (10/7) didapat setelah bertanding selama empat jam 31 menit.
Australia Terbuka memberlakukan sistem tiebreak sepuluh poin pada set penentuan, yaitu set kelima tunggal putra dan set ketiga tunggal putri. Jika poin kedua petenis 9-9, pemenang adalah petenis yang unggul dua angka.
”Klein bermain luar biasa. Dia memukul dengan keras dari berbagai posisi hingga saya tak tahu harus berbuat apa. Jujur, dia berhak menang dibandingkan dengan saya, tetapi inilah tenis,” tutur Zverev.
Batu sandungan
Semifinalis Australia Terbuka 2020 itu juga berkomentar bahwa posisi petenis dalam ranking tak selalu valid dijadikan indikator permainannya. Apalagi, pada saat ini, banyak petenis dengan prestasi baik tetapi tak memiliki ranking tinggi. Mereka bisa menjadi batu sandungan pada babak-babak awal.
Swiatek, misalnya, harus berhadapan dengan lawan berat pada dua babak pertama di Melbourne Park kali ini. Dia bisa bertahan saat menghadapi juara Australia Terbuka 2020, Sofia Kenin, pada babak pertama sebelum bertemu Collins di babak kedua.
Swiatek unggul 5-1 dari Collins tetapi dia dikalahkan petenis AS itu pada semifinal Australia Terbuka 2019. Collins, juga, mencapai final Australia Terbuka 2022.
Saya pikir, ini adalah undian terberat yang pernah saya punya, mungkin, lebih berat dibandingkan dengan ketika saya bukan petenis unggulan beberapa tahun lalu.
”Saya pikir, ini adalah undian terberat yang pernah saya punya, mungkin, lebih berat dibandingkan dengan ketika saya bukan petenis unggulan beberapa tahun lalu. Saya bangga pada diri sendiri karena bisa melalui tantangannya dan siap untuk tantangan berikutnya,” tutur Swiatek yang akan berhadapan dengan petenis 19 tahun asal Ceko, Linda Noskova.
Swiatek, yang empat kali menjuarai Grand Slam, menuturkan bahwa perjalanan dalam setiap Grand Slam pasti berbeda. ”Pada akhirnya, jalan apa pun yang harus ditempuh, saya harus siap menghadapinya,” katanya.
Tunggal putra unggulan kedua, Carlos Alcaraz, kehilangan satu set saat melawan Lorenzo Sonego. Meski momen terbaik Sonego terjadi pada 2021, dia bisa memberikan perlawanan ketat pada Alcaraz sebagai salah satu favorit juara tunggal putra, selain Novak Djokovic. Alcaraz harus bertahan selama tiga jam 25 menit untuk menang dengan skor 6-4, 6-7 (3), 6-3, 7-6 (3). (AFP/REUTERS)