Akhir Cerita Qatar dan Kejutan pada Piala Dunia 2026
Penambahan jumlah peserta Piala Dunia 2026 akan menambah perubahan-perubahan kecil yang memberikan warna dan efek tersendiri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
DOHA, MINGGU – Piala Dunia Qatar 2022 menjadi edisi terakhir format turnamen yang diikuti oleh 32 negara. Pada Piala Dunia 2026, FIFA memutuskan akan menambah jumlah peserta menjadi 48 negara. Dengan bertambahnya peserta, ditambah penyelenggaraan turnamen di tiga negara, kejutan-kejutan diprediksi akan lebih banyak terjadi.
Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Penunjukkan tiga negara itu membuat Piala Dunia untuk pertama kalinya akan diselenggarakan di tiga negara berbeda. Piala Dunia sebelumnya pernah berlangsung di lebih dari satu negara pada 2002, saat Korea Selatan dan Jepang menjadi tuan rumah bersama.
Ada tambahan 16 negara yang akan memperebutkan gelar juara. Jumlah negara peserta Piala Dunia selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pada awal diselenggarakan, Piala Dunia hanya diikuti antara 13 hingga 16 negara pada edisi 1930 hingga 1950. Setelah itu, jumlah negara peserta stabil sebanyak 16 negara sejak edisi 1954.
Penambahan jumlah peserta secara signifikan terjadi pada Piala Dunia Spanyol 1982. FIFA menambah jumlah peserta dari 16 negara menjadi 24 negara. Jelang milenium 2000, FIFA kembali memutuskan untuk memperbanyak jumlah negara peserta menjadi 32 negara dari 24.
Dengan begitu, format 32 negara dengan delapan grup akan berakhir di Qatar setelah 24 tahun dan melewati tujuh edisi. Piala Dunia 2026 akan diikuti 45 negara yang lolos kualifikasi ditambah tiga negara tuan rumah.
Penambahan jumlah peserta bakal berbanding lurus dengan pendapatan yang akan diterima FIFA. Selama ini, perhelatan Piala Dunia menyumbang setidaknya 90 persen dari keseluruhan pendapatan FIFA. Presiden FIFA, Gianni Infantino, memperkirakan jumlah keuntungan tambahan yang bisa didapatkan FIFA dari banyaknya negara peserta pada 2026 bisa mencapai hingga Rp 9,9 triliun.
Infantino menjelaskan, bertambahnya keuntungan FIFA berarti juga berkorelasi terhadap lebih banyak dana yang diinvestasikan untuk pengembangan sepak bola di masa mendatang. “Meningkatkan jumlah tim yang dapat berpartisipasi akan meningkatkan investasi dalam pengembangan sepak bola, untuk memastikan bahwa tim dapat lolos,” kata Infantino, dikutip dari ESPN.
Hanya saja hingga saat ini belum ditentukan bagaimana format definitif Piala Dunia 2026, terutama pada fase grup. Bertambahnya jumlah negara peserta berarti akan ada lebih banyak grup. Format yang ada saat ini menempatkan delapan grup dihuni sebanyak empat negara.
Kita akan melihat lebih banyak kejutan datang dari Afrika dan Asia di turnamen (2026).
Sejumlah opsi mengemuka, antara lain, tetap menempatkan empat negara dalam satu grup, tetapi jumlah grup menjadi 12; atau menambah jumlah grup menjadi 16, tetapi jumlah negara di tiap grupnya berkurang menjadi tiga negara. Keputusan final terkait opsi mana yang digunakan akan ditetapkan pada 2023.
Satu hal yang hampir pasti, penambahan jumlah peserta Piala Dunia dipercaya akan menambah kejutan yang hadir di turnamen empat tahunan tersebut. Perubahan-perubahan kecil yang disematkan pada Piala Dunia selalu memberikan warna dan efek tersendiri. Qatar 2022 bisa menjadi salah satu contoh mutlak.
Piala Dunia Qatar tercatat sebagai Piala Dunia pertama yang digelar di musim dingin atau pada akhir tahun demi menghindari suhu ekstrem. Sejak dulu, Piala Dunia selalu digelar pada pertengahan tahun atau musim panas. Akhirnya, untuk pertama kali Piala Dunia digelar tepat pada saat liga-liga top Eropa tengah berlangsung.
Persiapan pemain menjadi lebih singkat. Bila biasanya mereka mendapat jeda tiga hingga empat pekan sebelum Piala Dunia bergulir, di edisi Qatar mereka hanya mendapat waktu satu pekan untuk mempersiapkan diri. Tidak ayal sejumlah kejutan tersaji di putaran pertama. Momen yang mungkin akan selalu diingat publik adalah saat Argentina takluk dari Arab Saudi di fase penyisihan grup.
Baca juga :
Kejutan-kejutan lainnya mengiringi setelah itu. Jepang di luar dugaan mampu mengalahkan Spanyol dan Jerman hingga menjadi pemuncak grup. Maroko juga melakukan hal serupa hingga mampu melaju hingga semifinal. Saat fase penyisihan grup tuntas, tidak ada satu pun negara yang mampu mencatatkan kemenangan 100 persen.
“Kita akan melihat lebih banyak kejutan datang dari Afrika dan Asia di turnamen (2026),” kata mantan pelatih timnas Jerman, Juergen Klinsmann, yang juga menjabat Kepala Kelompok Teknis FIFA.
Ramalan Klinsmann bisa jadi benar mengingat Piala Dunia 2026 akan menjadi edisi terlama sepanjang sejarah. Sejak jumlah negara peserta bertambah menjadi 32 pada 1998, Piala Dunia berlangsung hampir satu bulan. Ke depan dengan makin banyaknya negara peserta, Piala Dunia diperkirakan akan memakan waktu hingga 35 hari atau lebih dari satu bulan.
Hal itu karena jumlah pertandingan yang jauh lebih banyak, yaitu 104 pertandingan dari 64 pertandingan saat ini. Selain itu, penyelenggaraan Piala Dunia di lebih dari satu negara selalu menimbulkan kejutan karena mempengaruhi daya adaptasi para pemain. Korea Selatan membuktikannya dengan berhasil melaju hingga semifinal pada edisi 2002. (AP/REUTERS)