Di Balik Perpanjangan Kontrak Jangka Pendek Xavi Hernandez
Barcelona dan Xavi Hernandez disebutkan telah sepakat memperpanjang kerja sama sejak beberapa waktu lalu. Alasan tertentu ternyata menjadi alasan kontrak yang diberikan itu pada akhirnya diputuskan berjangka pendek
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
Xavi Hernandez sedikit tersenyum saat menjawab pertanyaan jurnalis mengenai masa depan dirinya bersama Barcelona saat sesi konferensi pers jelang laga melawan Celta Vigo. Kejelasan nasib Xavi memang menjadi pertanyaan besar bagi media-media di Catalan, sebab kontrak Xavi akan habis pada Juni tahun depan. Bila tak kunjung memperpanjang kontrak, Xavi bisa pergi secara gratis akhir musim ini.
Para jurnalis tidak langsung “menembak” Xavi dengan pertanyaan mengenai perpanjangan kontrak. Xavi dibawa berputar-putar dahulu dengan ditanyakan perihal momen paling berkesan baginya selalma mengarsiteki Barca sejak November 2021. Menurut Xavi, ia akan selalu mengingat pengalaman saat membawa “Blaugrana” memenangi Piala Super Spanyol dengan mengalahan rival abadi mereka, Real Madrid, 3-1, pada awal tahun ini.
Setelah agak berputar-putar, pertanyaan jurnalis sampai pada intinya. Apakah Xavi dipastikan bakal tetap bertahan musim depan? Disodori pertanyaan seperti itu, Xavi seperti sudah menyiapkan jawaban.
Ia menjelaskan, kesepakatan antara dirinya dengan Barca telah tercapai. Sedangkan untuk pengumuman resminya akan menyusul kemudian. “(Perpanjangan kontrak) Ini sudah selesai, jangan khawatir. Saya tidak tahu kapan, kami akan mengumumkannya,”ucap Xavi, Jumat (22/9/2023) malam WIB.
Tidak lama setelahnya, Xavi resmi menandatangani kontrak baru. Pelatih berusia 43 tahun itu dipastikan akan tetap bersama Barca hingga Juni 2025. Tidak seperti manajer-manajer di Liga Inggris yang dikontrak jangka panjang hingga lima tahun, Xavi menyetujui perpanjangan kerja sama selama setahun alias jangka pendek.
Ada kisah tersendiri di balik kontrak jangka pendek Xavi. Menurut informasi di internal Barca, kesepakatan antara pihak klub dan Xavi bukan tercapai baru-baru ini, melainkan sudah sejak beberapa waktu lalu. Akan tetapi, butuh waktu lama untuk mencapai kesepakatan.
Satu hal yang berperan besar pada keputusan petinggi Barca menawarkan kontrak baru adalah keberhasilan Xavi membawa timnya menjuarai Liga Spanyol pada musim lalu. Itu adalah pertama kalinya Barca sukses menjadi juara sejak 2019.
Gaji Xavi bersama jajaran stafnya saat ini tergolong rendah untuk ukuran klub-klub besar Eropa. Per tahun, ia hanya menerima bayaran sebesar 4 juta euro (Rp 65,6 miliar).
Gelar juara liga itu berarti sangat penting bagi Barca. Itulah trofi Liga Spanyol pertama “Blaugrana” di era baru tanpa keberadaan megabintang Lionel Messi yang hengkang ke Paris Saint-Germain.
“Kami senang. Bukan hanya sosoknya, tapi juga pelatihnya. Dia tidak mendapatkan perpanjangan kontrak karena dia adalah Xavi. Dia mendapatkannya karena dia melakukan pekerjaannya dengan baik. Apa yang dia inginkan adalah bertahan selama bertahun-tahun dan begitulah dia,” ujar Direktur Olahraga Barca Deco seperti dikutip dari The Athletic.
Xavi tiba di Barca di saat kondisi klub sedang berada dalam turbulensi berkepanjangan. Selepas kepergian Messi, Barca seperti kehilangan arah. Ketergantungan mereka terhadap sosok Messi jelas tampak. Selain gagal menjuarai Liga Spanyol sejak 2019, Barca juga tampil melempem di Liga Champions Eropa. Setahun sejak Messi pergi, Barca hanya mampu lolos hingga babak 16 besar.
Tumpukan utang
Nasib Barca jauh lebih tragis lagi pada dua musim berikutnya dengan gagal lolos dari fase grup kompetisi antarklub Eropa itu. Belum lagi mereka dipusingkan dengan kondisi keuangan yang mengkhawatirkan akibat tumpukan utang.
Pada awal bergabung, Xavi memang belum mampu untuk segera mengangkat Barca dari keterpurukan. Selain butuh waktu untuk beradaptasi, Xavi juga mengarungi kompetisi dengan skuad warisan pelatih sebelumnya, Ronald Koeman. Hasil kerja Xavi baru terlihat pada musim kedua, bersamaan dengan kedatangan pemain hebat seperti Robert Lewandowski.
Mantan Direktur Olahraga Barca, Mateu Alemany, punya andil dalam kesepakatan negosiasi perpanjangan kontrak Xavi. Deco, yang menggantikan Alemany, kemudian menandatangani kontrak tersebut. Menurut informasi dari internal klub, Xavi dan Barca sebenarnya menyepakati perpanjangan kontrak selama dua tahun, bukan satu tahun seperti yang diumumkan. Aturan Financial Fair Play (FFP) membuat kesepakatan perpanjangan kontrak harus “dikondisikan” dengan membuatnya menjadi satu tahun.
Pihak Barca memandang perpanjangan kontrak selama satu tahun tidak akan membuat mereka melanggar aturan FFP. Selain itu, memperpanjang kontrak Xavi selama satu tahun juga memungkinkan Barca merekrut lebih banyak pemain di jendela transfer musim dingin awal 2024 dan musim panas pada Juni 2024.
Gaji rendah
Di sisi lain, perpanjangan kontrak selama satu tahun turut menguntungkan Xavi karena dia akan bisa menerima gaji yang lebih besar musim depan. Gaji Xavi bersama jajaran stafnya saat ini tergolong rendah untuk ukuran klub-klub besar Eropa. Per tahun, ia hanya menerima bayaran sebesar 4 juta euro (Rp 65,6 miliar). Musim depan, Xavi disebut-sebut akan menerima kenaikan gaji hingga dua kali lipat. Demikian pula bagi para stafnya.
Oleh sebab itu, durasi kontrak tidak pernah menjadi isu serius dalam negosiasi perpanjangan kontrak Xavi. Satu isu yang dibahas berlarut-larut hingga beberapa pekan lalu adalah perpanjangan kontrak secara otomatis hingga 2026 apabila Xavi mampu menghadirkan lebih banyak gelar hingga 2025.
Klausul tersebut nampaknya menggugah semangat Xavi. Bagaimanapun, Barca adalah rumahnya sejak dulu. Maka itu, Xavi dengan segenap cara akan berusaha terus memperpanjang kebersamaannya dengan Barca.
“Kami semua sangat termotivasi. Kita semua, Presiden, dewan direksi, departemen olahraga, staf dan pemai,n motivasinya sangat besar dan kami harus memanfaatkannya. Kami harus berusaha membuat fans kami bahagia. Itulah tujuan utama, dan yang terpenting kami harus memenangkan gelar musim ini,” ucapnya. (AFP)