Siap-siap, Transjakarta Bakal Hadirkan Lagi Layanan 35 Menit
Untuk mengurai kemacetan pascapandemi, Transjakarta bakal kembali menghadirkan layanan 35 menit. Layanan direncanakan hadir di tiga rute dan bertujuan mendorong masyarakat agar menggunakan lagi transportasi umum.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 makin terkendali dan aktivitas masyarakat mulai pulih. Transjakarta kembali mengupayakan sejumlah langkah menarik guna mendorong warga Jakarta menggunakan layanan Transjakarta. Salah satunya, Transjakarta bakal meluncurkan kembali layanan 35 menit di tiga rute.
Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Daud Joseph, Selasa (16/5/2023), mengatakan, pembukaan layanan 35 menit itu bertujuan mengajak warga DKI Jakarta beralih menggunakan transportasi umum. ”Karena waktu adalah prioritas yang penting di mata warga DKI Jakarta, program 35 menit ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Daud.
Daud menambahkan, 35 menit adalah angka psikologis yang selama ini ada di benak masyarakat. ”Saya harusnya kalau dari rumah sampai ke tempat kerja tidak boleh lebih dari 1 jam. Jadi 25 menitnya adalah jarak dari rumah dia menuju arah halte Transjakarta, kemudian 35 menitnya dari halte Transjakarta menuju ke halte tengah kota. Jadi dari situ seharusnya secara psikologis orang keluar dari rumah sampai ke tempat kerja tidak lebih dari satu jam,” katanya.
Layanan 35 menit tersebut bakal hadir di rute Ragunan-Kuningan Timur, Grogol-Semanggi, dan Pluit-Kota. Adapun layanan 35 menit direncanakan hadir pada jam sibuk, yakni pukul 06.00-09.00.
Untuk bisa menghadirkan layanan 35 menit tersebut, menurut Daud, Transjakarta sudah melakukan uji coba di tiga rute itu. Uji coba dilakukan dua minggu terakhir.
Daud melanjutkan, kunci utama layanan 35 menit adalah proteksi koridor yang akan dilewati bus Transjakarta saat menuju ke titik tujuan. ”Bagaimana keamanan dalam koridor supaya bus itu tetap bisa menempuh kecepatan yang optimal,” katanya.
Artinya, Transjakarta tetap menjaga koridor dengan memasang portal di titik tertentu koridor dan menempatkan petugas kepolisian dan TNI untuk menjaga koridor.
”Kita akan melakukan pengamanan antara Transjakarta bekerja sama dengan dinas perhubungan, kepolisian. Ini menurut saya langkah yang selama ini sudah selama dijalin, tetapi belum dilakukan secara terpadu,” kata Daud.
Dia menegaskan, apabila setiap titik perlintasan dijaga dan dilakukan pengawasan secara konsisten, apalagi sekarang kepolisian juga dapat melakukan tilang lagi seperti dahulu, langkah tersebut bisa jadi tindakan pengamanan yang baik.
Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza menambahkan, program layanan 35 menit itu menjadi upaya Transjakarta meningkatkan layanan. ”Kita fokus pada peningkatan layanan dan kita ingin mengembalikan jumlah pelanggan yang sebelum pandemi kita sudah capai di angka 1 juta. Harapannya tahun ini tercapai,” ucap Welfizon.
Adapun layanan 35 menit itu sebelumnya pernah hadir sebagai bagian dari peningkatan layanan Transjakarta pada 2016. Waktu itu, layanan 35 menit hadir di koridor 4, Pulogadung-Dukuh Atas.
Dengan mitigasi kemacetan selalu terjadi di perempatan Matraman yang waktu itu belum ada underpasss (jalan lintas bawah) seperti saat ini, Transjakarta dan dinas perhubungan menerapkan contraflow (lawan arus) di titik itu dan menjaga ketat. Hasilnya, waktu tempuh Rawamangun-Dukuh Atas yang sebelumnya 50-60 menit bisa ditempuh dalam 35 menit.