Tidak Tertutup Kemungkinan Jumlah Korban dan Tersangka Kasus Pembunuhan Berantai Bertambah
Penyelidikan kasus satu keluarga diduga keracunan di Ciketing Udik akhirnya menguak fakta rentetan pembunuhan oleh Wowon, Duloh, dan Dede. Belum bisa dipastikan jumlah korban, tersangka, ataupun motif dalam kasus ini.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·5 menit baca
CIANJUR, KOMPAS – Polisi masih mendalami kasus serial killer atau pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), serta MDS alias Dede (35). Motif para tersangka, jumlah tersangka, serta jumlah korban belum dapat dipastikan lantaran kasus masih dalam pengembangan.
Polisi menetapkan ketiga orang tersebut sebagai tersangka atas pembunuhan terhadap istri Wowon, Ai Maemunah alias AM (40), serta dua anak Ai dengan suami sebelumnya, yakni Ridwan Abdul Muiz alias RA (23) dan MR (17). Ketiganya tewas di Ciketing Udik, Bekasi, Jawa Barat.
Dari penyelidikan polisi, ditemukan empat korban yang telah dibunuh sebelumnya di Cianjur, Jawa Barat, yakni Noneng, Wiwin, Bayu, dan Farida. Satu korban lainnya, Siti, dibunuh di Surabaya, Jawa Timur, dan jasadnya dibuang ke laut. Jasad Siti ditemukan hingga akhirnya dimakamkan oleh keluarganya di Garut, Jawa Barat. Satu jasad korban lainnya masih belum diketahui keberadaannya. Total korban sementara ada sembilan orang. Pembunuhan dilakukan dengan motif ekonomi.
Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama tim Laboratorium Forensik, Inafis, Dokter Forensik, Asosiasi Psikologi Forensik, beserta jajarannya mendatangi lokasi penemuan satu jasad korban di rumah Wowon dan dua jasad korban di rumah Duloh, keduanya di Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1/2023). Kedatangan polisi tersebut merupakan bagian dari pendalaman kasus pembunuhan berantai untuk mencari tahu fakta-fakta terbaru di lapangan.
Kepala Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menyampaikan, tim psikologi forensik turut dihadirkan untuk mencari tahu motif pelaku dan menggali sisi psikologis pelaku. Selain itu, pihaknya masih mendalami kasus tersebut untuk memastikan jumlah tersangka dan jumlah korban.
”Sebagai contoh, yang di Bekasi, itu awalnya kami menetapkan dua tersangka. Ternyata ada satu lagi, yaitu Dede, yang sebelumnya dirawat karena ikut meminum racun. Kedua, dari sisi korban, apakah masih ada korban selanjutnya. Ada lubang baru di rumah Wowon, itu untuk siapa?” kata Hengki kepada wartawan.
Pada Kamis (19/1/2023) pagi, polisi menemukan sebuah liang berisi jasad seorang bocah berusia dua tahun. Belakangan diketahui bahwa jasad itu adalah Bayu, anak Wowon. Selain itu, ditemukan satu lubang kosong yang diduga akan digunakan untuk mengubur korban selanjutnya.
Berdasarkan penyelidikan sementara, ketiga tersangka mengaku dapat memberikan kesuksesan dan kesejahteraan melalui kemampuan supranatural kepada sejumlah korban. Begitu korban menyerahkan sejumlah hartanya kepada para pelaku, pelaku menghabisi para korban dan saksi-saksi yang mengetahui praktik tersebut.
Adapun ketiga tersangka memiliki peran masing-masing. Wowon dan Duloh berperan sebagai pemilik kekuatan supranatural. Sementara Dede bertugas menghimpun dana dari para korban yang secara spesifik bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
”Dua korban TKW yang menurut tersangka telah dimintai uang itu Farida dan Siti. Kami belum bisa menyimpulkan jumlah total uang yang telah dihimpun. Tapi, kira-kira bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar,” papar Hengki.
Ini juga menjadi pembelajaran kepada masyarakat supaya tidak mudah percaya dengan bujuk rayu untuk mendapat keuntungan ekonomi sesaat. Sementara belum bisa disimpulkan bahwa inj adalah motif pesugihan. Kami masih akan mendalaminya.
Sampai saat ini, polisi masih belum dapat memastikan motif ketiga tersangka itu sepenuhnya adalah ekonomi. Hal itu karena Wowon turut membunuh anaknya sendiri, yakni Bayu.
”Kami juga mendalami motif para tersangka, apakah ada motif lain, selain ekonomi. Yang menjadi pertanyaan buat kami adalah mengapa harus ada dua bocah yang menjadi korban, yakni Bayu dan Neng Ayu, kakaknya (keduanya merupakan anak AM dan Wowon). Korban Bayu ditemukan telah menjadi jasad, sementara Neng Ayu selamat,” lanjut Hengki.
Selain melakukan penyelidikan secara berkesinambungan dengan menelusuri fakta-fakta terbaru, polisi turut membawa barang-barang dari rumah Duloh dan Wowon. Barang-barang tersebut terbungkus plastik hitam dan polisi belum memberikan keterangan barang apa saja yang dibawa untuk diperiksa.
Dalam penggeledahan yang dilakukan sebelumnya, polisi menemukan satu lubang berukuran 0,7 meter x 1 meter dengan kedalaman kira-kira 2 meter di dalam rumah Wowon. Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Indrawienny Panjiyoga menyampaikan, lubang galian tersebut masih belum diketahui peruntukannya.
”Peruntukannya masih kami dalami dari tersangka Wowon. Dari olah tempat kejadian perkara, tersangka memang selalu membuat lubang untuk memendam jenazah korbannya,” ujar Indrawienny.
Kepada polisi, Wowon mengaku telah lama membuat lubang tersebut. Seperti penemuan jasad di dua lubang lainnya, lanjut Indrawienny, tersangka membuat lubang dengan alasan untuk tangki septik dan saluran air.
Di rumah itu, Wowon tinggal bersama istrinya sejak menikah dengan Iis (40), salah satu istrinya, pada 2005. Dari pernikahan itu, mereka mempunyai dua anak. Adapun Iis mengaku tidak tahu-menahu kalau Wowon punya istri yang lain.
Terkait lubang di dalam rumahnya, Iis menyatakan, Wowon membuat lubang itu untuk tangki septik. Hal yang sama dikatakan Wowon kepada Iis saat membuat lubang di sebelah rumahnya.
”Saya tahu kalau ada lubang di samping rumah. Suami saya bilang untuk saluran air. Baru tahu sekarang kalau ternyata ada jenazah yang katanya anak suami saya dengan istri yang lain di dalamnya. Kalau tahu begitu, mah, saya enggak mau,” ujar Iis kepada wartawan.
Adapun di rumah Duloh yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah Wowon, polisi menemukan dua jasad yang dikubur di dalam lubang di samping rumah. Jasad itu diidentifikasi sebagai Wiwin, istri Wowon yang lain, serta Noneng, mertua Wowon.
Meski kedua rumah tersangka berada di permukiman padat, para tetangga tidak mengetahui perbuatan mereka. Bahkan, dua jasad di antaranya telah dikubur sejak 2020.
Keluarga Duloh belum bisa dikonfirmasi karena sejak kasus ini mencuat, mereka mengungsi ke kerabatnya.
Sebagai informasi, polisi turut membuat posko pengaduan untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai dan modus penipuan oleh Wowon dan kawan-kawan. Masyarakat yang mengetahui atau ada anggota keluarganya yang hilang ataupun turut menjadi korban dapat melaporkannya ke kepolisian sektor setempat, Kepolisian Resor Cianjur, ataupun ke sejumlah kantor polisi wilayah Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya.
”Seperti Noneng, ini kan ada laporan orang hilang yang dibuat di Polres Cimahi. Maka, ini juga menjadi pembelajaran kepada masyarakat supaya tidak mudah percaya dengan bujuk rayu untuk mendapat keuntungan ekonomi sesaat. Sementara belum bisa disimpulkan bahwa ini adalah motif pesugihan. Kami masih akan mendalaminya,” ucap Hengki.