Tiga Momen Penting dari Laga Ketiga Piala Dunia U-17
Performa terburuk Korea Selatan, ketajaman penyerang tengah, dan duel sesama tim Amerika Latin menjadi momen yang tercipta di laga pamungkas babak penyisihan grup Piala Dunia U-17 2023.
Setelah berjalan delapan hari, babak penyisihan Piala Dunia U-17 2023 akhirnya rampung. Duel Indonesia yang bermain imbang, 1-1, melawan Ekuador menjadi pembuka fase grup. Lalu, kekalahan Korea Selatan, 1-2, dari Burkina Faso menjadi penyempurna total 36 laga di babak awal.
Sebanyak 16 tim telah memastikan tempat di babak gugur. Indonesia gagal melaju ke fase perdelapan final karena menempati posisi juru kunci dari simulasi klasemen tiga peringkat terbaik. ”Garuda Muda” hanya mengemas dua poin.
Meski tidak mampu meraup kemenangan di tiga pertandingan Grup A, Indonesia bukan wakil Asia yang paling buruk di Piala Dunia U-17 2023. Tim Asia mana yang mencatatkan rapor termerah? Berikut tiga momen penting yang tercipta di laga pamungkas babak penyisihan.
Baca juga: Pesta Meksiko, Lara Indonesia
Korsel wakil Asia terburuk
Tim terburuk dari lima duta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dipegang oleh Korea Selatan. Jika empat tim Asia lainnya, yaitu Indonesia (Grup A), Uzbekistan (Grup B), Iran (Grup C), dan Jepang (Grup D), menutup babak penyisihan di peringkat ketiga dan raihan poin, Korsel pulang tanpa mendapatkan poin dan duduk di peringkat keempat.
Datang ke Indonesia dengan predikat runner-up Piala Asia U-17 2023 di Thailand, capaian ”Pasukan Taegeuk” itu adalah catatan amat buruk. Awalnya, Korsel diprediksi bisa berduel dengan Amerika Serikat untuk memperebutkan peringkat kedua dan mendampingi Perancis ke fase gugur.
Kenyataannya mereka bukan hanya tidak berdaya melawan Perancis dan AS, melainkan juga takluk dari wakil Afrika, Burkina Faso. Korsel tak berdaya meredam agresivitas AS pada duel pertama yang berakhir kekalahan, 1-3.
Pada gim kedua, mereka bertahan dengan baik, tetapi tidak bisa terhindar dari kekalahan, 0-1, dari Perancis. Harapan untuk membawa pulang poin pun kandas usai dibenamkan Burkina Faso, 1-2.
Hasil di Indonesia 2023 adalah catatan terburuk Korsel dari tujuh keikutsertaan di Piala Dunia U-17 sejak Kanada 1987. Dari enam partisipasi sebelumnya, Pasukan Taegeuk pernah dua kali gugur di penyisihan pada Finlandia 2003 dan ketika menjadi tuan rumah pada 2007, tetapi mereka tak pernah merampungkan turnamen dengan nirpoin.
Pada dua edisi ketika gugur di fase grup, Korsel masih meraup sekali kemenangan dan menutup kompetisi dengan torehan tiga poin.
Bergantung pada ”nomor 9”
Pertandingan penentu di laga ketiga juga menunjukkan Piala Dunia U-17 2023 mulai mengikuti tren taktik populer saat ini, yaitu ketergantungan tim kepada pemain bertipe ”nomor sembilan” atau penyerang tengah. Mayoritas tim memusatkan serangan dari pemain-pemain sayap lincah, tetapi mereka membutuhkan penyerang tajam untuk menentukan pertandingan.
Hasil di fase grup juga memastikan zona Conmebol atau Amerika Selatan hanya akan memiliki satu wakil di babak semifinal. Empat tim Amerika Latin berada di bagan fase gugur yang sama.
Hal itu dialami oleh Uzbekistan yang bergantung pada performa penyerang, Amir Saidov. Tiga gol Saidov di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, bermakna empat poin bagi Uzbekistan demi merebut salah satu tiket peringkat ketiga terbaik.
Gol Saidov ke gawang Spanyol di laga pamungkas Grup B memastikan kebangkitan Uzbekistan untuk menyamakan ketertinggalan dua gol dari Spanyol. Hasil itu sudah cukup untuk membawa Uzbekistan ke babak 16 besar. Tentu, kita punya kesempatan untuk kembali menyaksikan ketajaman Saidov di fase gugur.
Brasil memiliki Kaua Elias yang berpotensi memutus kevakuman penyerang tengah tajam di tim nasional senior Brasil pada masa depan. Elias mencetak hattrick ke gawang Kaledonia Baru kemudian membuka keunggulan Brasil atas Inggris di laga ketiga.
Pemain bernomor sembilan itu tampil bak predator tajam di kotak penalti lawan. Insting gol Elias telah terbukti berkat torehan empat gol yang membuatnya memimpin daftar pencetak gol terbanyak bersama gelandang serang Jepang, Rento Takaoka.
Ada pula Stephano Carrillo yang membantu Meksiko menjawab ekspektasi untuk mengalahkan Selandia Baru sekaligus menyegel tiket ke babak 16 besar. Koleksi brace dan satu asis Carrillo membantu Meksiko menutup persaingan di Grup F dengan keunggulan mutlak, 4-0, atas wakil Oseania itu.
Baca juga: Rento Takaoka, ”Shuriken” Mematikan Tim Jepang
Tak hanya memastikan lolos ke babak selanjutnya, performa apik Carrillo juga mendongkrak posisi Meksiko untuk menggeser Venezuela. Meksiko duduk di peringkat kedua berkat keunggulan selisih gol atas Venezuela. Di Indonesia 2023, Carrillo telah menyumbang tiga gol dari total tujuh gol Meksiko.
Jerman, salah satu tim yang tampil sempurna di fase grup—tim lainnya Perancis—tidak hanya menampilkan penampilan yang stabil, tetapi juga membuktikan kedalaman skuad yang fenomenal. Robert Ramsak, yang tampil tampil sebagai pelapis di dua gim sebelumnya, tampil apik ketika dipercaya main sejak sepak mula.
Ramsak mencetak dua gol dan sebuah asis untuk membawa Jerman melibas Venezuela, 3-0. Postur tinggi dan kemampuannya membuka ruang menjadi kelebihan Ramsak di zona pertahanan lawan. Performa Ramsak itu menunjukkan Jerman memiliki dua penyerang tengah berbahaya. Satu lainnya adalah Max Moerstedt.
”Perang” Amerika Latin
Hasil di fase grup juga memastikan zona Conmebol atau Amerika Selatan hanya akan memiliki satu wakil di babak semifinal. Empat tim Amerika Latin berada di bagan fase gugur yang sama.
Baca juga: Piala Dunia U-17 Disaksikan 400.000 Penonton
Sebenarnya, Amerika Latin menjadi satu-satunya zona yang mencatatkan 100 persen lolos ke babak 16 besar. Dari empat wakil yang tampil di putaran final Piala Dunia U-17 2023, seluruhnya menembus fase gugur.
Walakin, empat tim itu akan saling berduel di babak 16 besar. Kemudian pemenang dari dua pertandingan itu bakal berjumpa di perempat final demi memperebutkan tiket ke babak semifinal.
Ekuador menjamu Brasil lalu Argentina ditantang Venezuela. Jika melihat dua duel itu, pertarungan dua rival abadi, Brasil versus Argentina, menjadi pertemuan ideal yang berpeluang terjadi di babak perempat final.
Kehadiran satu wakil itu menunjukkan konsistensi peserta zona Conmebol untuk tampil di semifinal sejak India 2017. Pada dua edisi terakhir, Brasil selalu menjadi satu-satunya duta Amerika Latin yang tampil di fase empat besar.
Apakah hal itu akan terulang di Indonesia?