Demi mengurangi tekanan pengeluaran rumah tangga, warga berbondong-bondong mengikuti operasi pasar murah beras.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Harga beras yang masih tinggi membuat sebagian warga di Yogyakarta mengincar operasi-operasi pasar yang digelar pemerintah untuk mendapatkan komoditas tersebut dengan harga murah. Hal tersebut demi mengurangi tekanan pengeluaran rumah tangga.
Salah satu operasi pasar murah beras digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi DI Yogyakarta, Selasa (27/2/2024). Sebanyak 15 ton beras berbagai kualitas dijual dengan harga distributor di halaman kantor dinas itu di Kota Yogyakarta.
Tuti (63), warga Kampung Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, telah datang sejak pagi untuk antre membeli beras. Dia mendapat antrean awal dan membeli 10 kilogram (kg) beras premium seharga Rp 139.000 atau Rp 13.900 per kg.
”Sekarang beras di pasar harganya Rp 17.500-Rp 18.000 per kg, naik jauh dari biasanya Rp 12.500 per kg. Makanya, waktu saya dapat informasi ada pasar murah ini langsung berangkat awal,” kata Tuti.
Dia tak mau mengulangi kesalahan pekan lalu saat kehabisan beras murah ketika Disperindag DIY menggelar kegiatan serupa. ”Sekarang bersyukur bisa dapat 10 kg untuk kebutuhan makan keluarga,” ujarnya.
Namun, dia mengaku, beras sebanyak itu hanya cukup untuk kebutuhan 10 hari karena anggota keluarganya berjumlah 10 orang. Kalau sudah habis dan harga beras belum turun, dia pun berharap pemerintah menggelar operasi pasar lagi.
Saya hanya mengejar beras karena harganya masih mahal di pasar.
Pasalnya, harga beras saat ini tak seimbang dengan penghasilan suaminya yang bekerja sebagai juru parkir. ”Semoga bulan Maret harga beras sudah bisa kembali normal,” ujarnya.
Warga lainnya, Nunik (54), mengaku sudah 3-4 kali mengikuti operasi pasar di berbagai lokasi demi mendapatkan beras dengan harga murah. Meski di operasi pasar itu ada komoditas bahan pokok lain yang dijual, Nunik hanya mengincar beras.
”Saya hanya mengejar beras karena harganya masih mahal di pasar. Kenaikannya sampai Rp 5.000 per kg dibandingkan dengan harga normal,” ujar warga Kecamatan Jetis ini.
Pelaksana Harian Kepala Disperindag DIY Dody Junianto mengatakan, pihaknya menggelar pasar murah beras ini bekerja sama dengan sejumlah distributor. Hal itu membuat harga jualnya bisa lebih murah ketimbang harga di pasar saat ini.
Total beras yang dijual sebanyak 15 ton. Adapun variasi harganya mulai yang termurah, yakni Rp 10.200 per kg untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog hingga tertinggi Rp 15.000 per kg untuk beras premium.
”Operasi pasar ini sebagai wujud kehadiran pemerintah di tengah tingginya harga beras. Apalagi, saat ini sudah menjelang bulan puasa sehingga diharapkan bisa meringankan beban masyarakat,” ucap Dody.
Dody menambahkan, ke depan, pihaknya akan berupaya menggelar kegiatan seperti ini lagi hingga harga beras stabil. ”Kami akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait agar bisa melakukan ini. Kalau hanya pemerintah saja, tentu ada keterbatasan anggaran,” katanya.
Selain oleh Pemda DIY, operasi pasar serupa juga dilakukan pemerintah kabupaten/kota, seperti Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Untuk Kota Yogyakarta, pasar murah beras dilakukan di setiap kecamatan secara bergiliran sejak 26 Februari.