Tingginya elektabilitas Ganjar Pranowo dinilai sebagai pertimbangan yang membuat ia diusung sebagai capres dari PDI-P untuk Pilpres 2024. Pengusungan ini diprediksi mendorong koalisi lain merapat.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung dalam Pilpres 2024. Pengamat politik menilai Ganjar diusung karena memiliki elektabilitas yang sudah sangat baik dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan hasil jajak pendapat dari lembaga survei resmi.
Penetapan itu diumumkan langsung Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). Presiden Joko Widodo beserta sejumlah elite politik juga menghadiri penetapan tersebut.
”Pada jam 13.45, dengan mengucapkan bismillahir-rahmanir-rahim, menetapkan Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P),” ujar Megawati, di hadapan seluruh kader PDI-P.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif AlgoritmaAditya Perdana menilai, terpilihnya Ganjar sebagai calon presiden (capres) yang diusung PDI-P disebabkan elektabilitasnya yang sudah sangat baik. Hal ini terlihat berdasarkan hasil survei yang ada selama ini.
Ganjar yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, berdasarkan jajak pendapat oleh sejumlah lembaga survei yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum (KPU), selalu berada di jajaran tiga besar figur capres potensial. Di beberapa survei belakangan ini, Ganjar beberapa kali menempati urutan teratas dibandingkan tokoh lainnya yang masuk tiga besar, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Meskipun demikian, elektabilitas Ganjar sempat menurun drastis setelah Ganjar menyatakan menolak Tim Sepak Bola Israel bermain di Piala Dunia U-20. Tak lama kemudian FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
”PDI-P tentu memiliki pandangan yang rasional dengan mengusung Ganjar. Elektabilitasnya memang sudah sangat baik dalam beberapa tahun terakhir. Ada dinamika yang terjadi di PDI-P menentukan hal itu, salah satunya mengenai Israel dan Piala Dunia U-20,” ujar Aditya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2023).
Menjadi magnet
Lebih lanjut, kata Aditya, penetapan Ganjar dinilai akan mengubah pemetaan politik pada pilpres mendatang, terutama terkait dengan pembentukan koalisi yang melibatkan partai pemerintahan dan non pemerintahan. PDI-P yang sudah mengusung capres akan menjadi magnet utama dalam pilpres serta akan mendorong koalisi lain agar merapat.
Hal ini juga, kata Aditya, menjawab keraguan publik akan adanya perbedaan pandangan dalam penetapan capres. Apalagi, penyampaian penetapan ini dilakukan secara terbuka sehingga berpeluang mendapatkan reaksi publik yang positif terhadap internal partai.
”Peristiwa hari ini membuktikan PDI-P memiliki organisasi solid yang ditunjukkan dengan penetapan yang dilakukan Megawati bersama Presiden Jokowi,” kata Aditya.
Dinamika politik akan terus terjadi. Adapun berbagai persepsi politik akan terus menarik diperbincangkan, terutama dalam penentuan calon wakil presiden atau cawapres selanjutnya yang akan didorong PDI-P.