JAKARTA, KOMPAS— Orang lanjut usia termasuk dalam kelompok yang rentan terserang virus influenza. Jika virus ini sudah menyerang, risiko terkena komplikasi semakin meningkat hingga menyebabkan kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 250.000-500.000 orang meninggal setiap tahun karena komplikasi influenza. Sebagian besar di antaranya adalah orang berusia lanjut.
“Influenza yang menyerang usia lanjut, yakni lebih dari 60 tahun, meningkatkan risiko komplikasi seperti pneumonia (radang paru). Untuk itu, orang lanjut usia dianjurkan menjalani imunisasi influenza,” kata Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Samsuridjal Djauzi, seusai jumpa pers “Ayo #StopFlu” di Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Sejauh ini, kesadaran akan pentingnya imunisasi influenza pada orang dewasa di Indonesia dinilai masih kurang. Pada 2016, vaksin influenza yang diberikan di Indonesia hanya sekitar 500.000 unit. Jumlah itu amat dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai 260 juta jiwa. Di Korea Selatan, cakupan imunisasi influenza untuk usia lanjut sudah mencapai sekitar 70 persen.
Selain faktor usia, imunisasi influenza dibutuhkan pada orang yang mempunyai penyakit kronik, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, penyakit paru menahun, gagal ginjal, kanker, sirosis atau pengerasan hati, dan penyakit lain yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Anak-anak juga berisiko tinggi terserang virus influenza.
Dua jenis vaksin
Samsuridjal memaparkan, WHO telah mengeluarkan rekomendasi tahunan komposisi strain virus influenza yang bisa digunakan pada musim influenza Southern hemisphere tahun 2018 ini. Dua jenis vaksin yang direkomendasikan yaitu vaksin influenza trivalent dan vaksin influenza kuadrivalen.
“(Pasien) bisa memilih salah satu jenis vaksin. Namun, WHO menganjurkan vaksin influenza kuadrivalen karena lebih lengkap pencegahan tipe virus influenzanya. Meski begitu, karena harga vaksin itu lebih mahal, masyarakat bisa menggunakan vaksin influenza trivalent,” ujarnya.
WHO menganjurkan vaksin influenza kuadrivalen karena lebih lengkap pencegahan tipe virus influenzanya.
Untuk sekali suntik, tambah Samsuridjal, biaya yang diperlukan sekitar Rp 150.000. Pemberian vaksin influenza dilakukan sekali dalam setahun. Sementara untuk usia anak, pada pemberian pertama perlu dilakukan dua kali dalam setahun.
Virus influenza terus bermutasi, sehingga tiap tahun muncul strain baru. Untuk itu, setiap tahun pula para ahli perlu membuat jenis vaksin baru. Apabila terjadi ketidaksesuaian strain dalam vaksin dengan virus, maka itu bisa menyebabkan penurunan efektivitas vaksin influenza yang diberikan.
Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF) Cissy B Kartasasmita menyebutkan, ada tiga jenis virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. “Virus influenza tipe A dan tipe B yang biasanya menimbulkan gejala cukup berat pada manusia hingga menyebabkan pandemi di sejumlah wilayah di dunia,” katanya.
Virus influenza tipe A dan tipe B yang biasanya menimbulkan gejala cukup berat pada manusia hingga menyebabkan pandemi.
Ia menegaskan, influenza berbeda dengan salesma atau jenis batuk pilek biasanya. Gejala utama yang terjadi adalah demam tinggi yang terjadi mendadak disertai dengan sakit kepala, nyeri, dan pegal. Selain itu, gejala lain seperti pilek, batuk, dan bersin kadang terjadi.
Untuk mengetahui secara pasti seseorang terserang influenza, perlu pemeriksaan darah dan pemeriksaan virus. Pemeriksaan virus bisa diambil dari apusan tenggorokan. Pada orang dengan kekebalan tubuh yang baik, penyakit ini tidak berlangsung lama sehingga bisa sembuh cukup dengan banyak istirahat, makan cukup, dan banyak minum.
Namun, kondisi tersebut bisa berbeda dialami oleh orang berusia lanjut, terutama yang memiliki komplikasi penyakit. Vaksin influenza dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan serta meringankan gejala penyakit tersebut.
Secara terpisah, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang menyampaikan, vaksinasi influenza belum menjadi prioritas dalam pemberian imunisasi di masyakarat. “Sampai saat ini belum ada rencana untuk memasukkan (vaksinasi influenza) dalam imunisasi dasar,” ucapnya.