Leo/Daniel menghadapi tekanan lolos Olimpiade Paris 2024, termasuk dengan memanfaatkan kans di Indonesia Masters 2024.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebulu tangkis ganda putra Indonesia harus bersaing dengan teman senegara untuk membuka peluang lolos ke Olimpiade Paris 2024. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin akan memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk mewujudkan peluang itu.
Salah satu kesempatan bagi mereka untuk menambah poin ranking ada pada turnamen Daihatsu Indonesia Masters yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, 23-28 Januari 2024.
Setelah mengalahkan Mark Lamsfuss/Marvin Seidel dengan skor 21-16, 21-17 pada babak pertama, Selasa (23/1/2024), Leo/Daniel akan berhadapan dengan salah satu pasangan yang lolos dari babak kualifikasi pada babak kedua. Mereka adalah Xie Hao Nan/Zeng Wei Han (China) atau Joshua Magee/Paul Reynolds (Irlandia) yang akan berhadapan pada babak pertama, Rabu.
Tampilnya Leo/Daniel pada turnamen berlevel BWF World Tour Super 500 ini menjadi bagian dari rangkaian tur Asia pada awal tahun setelah Malaysia Terbuka dan India Terbuka. Setelah Indonesia Masters, perjalanan mereka akan berlanjut ke Thailand Masters, 30 Januari-4 Februari.
Seusai tersingkir pada babak pertama di Malaysia dan India, Leo/Daniel memiliki kesempatan mendapat hasil baik di hadapan publik sendiri. Apalagi, unggulan teratas yang bisa menjadi lawan mereka pada perempat final, yaitu Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), batal bertanding.
Tambahan poin ranking itu mereka butuhkan untuk menaikkan ranking pada kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang akan berakhir 28 April. Saat ini mereka berada pada posisi ke-12 dalam daftar ranking kualifikasi, di bawah Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (10) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (8).
Sebuah negara bisa meloloskan dua wakil pada nomor ganda jika kedua pasangan tersebut menempati ranking sepuluh besar pada 30 April. Sementara untuk mendapatkan dua wakil nomor tunggal, keduanya harus berada di jajaran 16 besar dunia.
”Tekanan untuk lolos ke Olimpiade pasti ada, tetapi kami tidak mau lari dari tekanan itu, kami harus menghadapinya. Mau peluang sekecil apa pun pasti ada,” kata Daniel.
Pada 2023, Indonesia Masters menjadi salah satu dari dua turnamen yang dijuarai Leo/Daniel selain Thailand Masters. Kedua gelar itu diperoleh dalam dua pekan secara beruntun.
Tekanan untuk lolos ke Olimpiade pasti ada, tetapi kami tidak mau lari dari tekanan itu, kami harus menghadapinya.
Namun, setelah itu performa mereka tak stabil. Juara dunia yunior 2019 ini hanya sekali mencapai final hingga akhir tahun, yaitu pada Hong Kong Terbuka.
Tekad Fajar/Rian
Sementara itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto membalaskan kekalahan saat Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Denmark, Agustus 2023, melawan wakil Taiwan, Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan. Kali ini, ganda putra yang menjadi unggulan ketiga di Indonesia Master 2024 tersebut menang dengan skor 21-16, 21-14.
Baik pada gim pertama maupun gim kedua, Fajar/Rian banyak mengincar poin dari pengembalian tidak sempurna lawan. Berkali-kali kok dari Lee Jhe Huei/Yang Po-Hsuan tersangkut net. Tak jarang pula Fajar/Rian langsung menyambar kok dari pengembalian ”nanggung” lawannya tersebut dengan smes.
Sementara Fajar/Rian kian percaya diri karena mengendalikan permainan, Lee/Yang semakin sulit mengembangkan permainan. Fajar/Rian pun menuntaskan laga dalam waktu 32 menit. Setelah kemenangan tersebut, peraih juara All England 2023 ini akan menghadapi Man We Chong/Kai Wun Tee (Malaysia) yang mereka kalahkan di babak pertama India Terbuka 2024.
Fajar mengatakan, mereka terus memperbaiki kekurangan pada dua turnamen sebelumnya pada awal 2024 agar meraih hasil terbaik di hadapan publik sendiri. Di India Terbuka dan Malaysia Terbuka, pasangan yang dibentuk pada 2014 ini tersingkir di babak perempat final. Sementara itu, prestasi terbaik mereka dalam masa kualifikasi Olimpiade sejak 1 Mei 2023 ialah menempati peringkat kedua Korea Terbuka, Juli 2023.
Terkait tekanan untuk meraih tiket ke Olimpiade, Fajar berusaha menyikapinya secara positif. Alih-alih menjadikannya sebagai beban, Fajar ingin melihatnya sebagai motivasi. Mereka bertekad berlaga di Paris karena keinginan kuat dari dalam diri mereka.
”Apalagi saya dan Rian sudah gagal lolos di Olimpiade Tokyo 2020. Meskipun hasilnya kurang bagus, kurang maksimal di race to Olympics ini, kami akan berusaha agar bisa lolos dan bisa memberikan yang terbaik,” ujar Fajar.
Pada akhir masa kualifikasi Olimpiade Tokyo, Fajar/Rian menempati peringkat kelima dunia. Mereka berada di bawah ganda putra Indonesia lain, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (peringkat pertama) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (peringkat kedua), yang akhirnya melaju ke Tokyo.