Kecerdasan Buatan Alibaba Cloud Membuat Asian Games Hangzhou Lebih Efisien
Penggunaan kecerdasan buatan dari Alibaba Cloud untuk Asian Games Hangzhou 2022 di China membuat ajang olahraga multicabang itu lebih efisien.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
HANGZHOU, KOMPAS — Penggunaan kecerdasan buatan dari Alibaba Cloud pada Asian Games Hangzhou 2022 di China membuat ajang olahraga multicabang itu lebih efisien. Teknologi itu mulai dari restorasi foto hingga robot yang dapat melayani percakapan digital.
Alibaba Cloud merupakan perusahaan teknologi digital yang menyediakan layanan komputasi awan atau cloud. Komputasi awan memanfaatkan internet sebagai pusat pengolahan dan pengelolaan data serta aplikasi. Dengan cloud, pengguna tidak lagi perlu menyediakan tempat penyimpanan data.
”Dengan kecerdasan buatan, kami sudah banyak memberikan solusi atas persoalan. Untuk pertama kali, kami terlibat dalam Asian Games,” ucap Selina Yuan, President of International Business Alibaba Cloud Intelligence Group, saat temu media di Hangzhou, Selasa (26/9/2023).
Selina mencontohkan, restorasi foto lawas Asian Games yang menggunakan kecerdasan buatan dapat menghilangkan noda. Wajah yang buram di foto juga bisa terlihat lebih jelas. Bekerja sama dengan Dewan Olimpiade Asia, restorasi itu telah menghasilkan foto sekaligus arsip sejarah.
Kecerdasan buatan juga digunakan untuk menerbitkan prangko yang menyuguhkan gambar tempat terkenal di Hangzhou, seperti stadion berbentuk teratai. Pembuatan video juga memanfaatkan model penciptaan gambar dengan kecerdasan buatan platform Tongyi Wanxiang.
Pihaknya juga telah meluncurkan robot cerdas yang dapat memberikan layanan konsultasi daring sepanjang hari dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Layanan melalui situs web ini khusus diberikan kepada sekitar 20.000 atlet, kru, hingga jurnalis yang tinggal di kawasan Asian Games Village.
”Dalam Asian Games ini, kami ingin mengenalkan teknologi mutakhir kepada publik. Dukungan Alibaba Cloud dalam ajang olahraga internasional bukan kali ini saja,” ujar Selina. Pihaknya telah terlibat dalam Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun lalu.
Pada Olimpiade Tokyo, misalnya, melalui perangkat cerdas yang digunakan di telinga, suhu tubuh dan detak jantung petugas dapat terdeteksi. Data itu lalu terkirim ke cloud sehingga sistem mengidentifikasi risiko terkena sengatan panas. Apalagi, ajang itu berlangsung di musim panas.
”Berbeda dengan (ajang olahraga) sebelumnya, pada Asian Games kali ini semua ekosistem penyelenggaraan menggunakan teknologi berbasis cloud,” ujar Selina. Mulai dari pengumpulan data pertandingan di arena hingga siaran langsung menggunakan teknologi digital berbasis cloud.
Lebih efisien
Dongliang Guo, Vice President of Product and Solution for International Business Alibaba Cloud Intelligence Group, mengatakan, teknologi digital berbasis cloud, termasuk kecerdasan buatan, membuat Asian Games lebih efisien. ”Lebih hemat waktu, tenaga, juga uang,” katanya.
Dongliang belum mengetahui pasti berapa uang yang bisa dihemat dengan pemakaian teknologi digital di ajang tersebut. Namun, ia mencontohkan, sistem cloud dapat mengirimkan lebih dari 5.000 jam siaran langsung melalui 68 saluran resmi dengan gambar kualitas tinggi.
”Tanpa cloud, mereka harus datang ke sini, mengambil gambar, dan memerlukan bandwidth (kapasitas, kuota, dan volume jaringan internet) yang tinggi. Dan, itu membutuhkan investasi yang besar. Teknologi ini telah membuat Asian Games lebih efisien,” ungkapnya.