Kado Akhir Tahun Warga DKI Jakarta
Menjelang akhir tahun, ratusan warga DKI Jakarta kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran. BPBD menaksir nilai kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 130 miliar.
JAKARTA, KOMPAS — Kebakaran kembali melanda kompleks permukiman padat penduduk di wilayah Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (30/12/2022) malam. Sedikitnya 219 jiwa kehilangan tempat tinggal akibat kobaran api yang meluluhlantakkan permukiman tersebut di penghujung tahun 2022.
Kebakaran yang terjadi pada pukul 18.30 itu disebabkan korsleting listrik. Setelah 20 mobil pemadam dikerahkan, api padam sekitar pukul 21.30. Meski tidak ada korban jiwa, tiga orang luka akibat kejadian tersebut dan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 3 miliar.
Tangis salah satu warga, Sabtu (31/12/2022), mendadak pecah saat menyambangi kembali rumahnya yang telah hangus terbakar. Perempuan yang meringkuk di pangkuan ibunya itu merasa terpukul lantaran tempat tinggal yang dihuninya sejak kecil tidak bersisa.
Perempuan tersebut merupakan salah satu kerabat Tedi (43), warga RT 004 RW 005 Kelurahan Kalianyar, yang rumahnya terbakar. Pada saat kejadian, kata Tedi, para kerabat termasuk istrinya sedang tidak ada di rumah.
”Mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Kebetulan saya sendiri di rumah. Kemarin istri sama anak lagi pada di tempat mertua mau tahun baru-an,” ucap Tedi.
Pria berambut panjang itu mengatakan, kebakaran terjadi saat dirinya hendak mengikuti pengajian di masjid yang tak jauh dari rumahnya. Kobaran api yang semakin besar akibat angin malam itu membuat Tedi tidak sempat menyelamatkan satu pun barang-barangnya.
Satu-satunya barang yang selamat hanyalah kemeja hijau yang dikenakan Tedi saat hendak mengikuti pengajian. ”Sudah mau mulai pengajian, tiba-tiba salah satu warga teriak ada api. Langsung semuanya keluar dari masjid, tidak jadi pengajian. Tapi, apinya sudah telanjur besar,” ujar Tedi.
Dari 31 rumah yang terbakar, sejumlah 13 rumah berada di wilayah RT 004, sedangkan 18 rumah termasuk wilayah RT 005. Hampir semua rumah yang terbakar di RT 004 itu merupakan kompleks rumah kerabat Tedi.
Sebagai pekerja serabutan sekaligus pengamen di kala tidak ada panggilan pekerjaan, Tedi hanya berharap dapat menempati kembali rumah yang telah dia tinggali sejak kecil bersama istri dan ketiga anaknya di rumahnya.
Saat ditemui, Tedi tengah mengumpulkan barang-barang yang ada di rumah berukuran 17 meter x 16 meter itu untuk dirongsokkan. Dari hasil penjualan barang-barang seperti seng, besi, kuningan, dan sebagainya, Tedi mendapat uang Rp 800.000.
”Lumayanlah meski saya tidak menerima uang itu. Uangnya saya bagikan untuk saudara-saudara saya,” lanjut Tedi.
Saya hanya berharap bisa kembali tinggal di rumah saya seperti sebelumnya. Untuk kejadian kemarin, namanya juga musibah, tidak ada yang tahu.
Asrijal (66), warga RT 005 RW 005 Kelurahan Kalianyar menyampaikan, sejak pertama kali menempati rumahnya pada tahun 1985, kawasan tersebut merupakan permukiman padat. Mayoritas penduduk di wilayah tersebut pekerja lepas harian baik konfeksi, bangunan, maupun pedagang keliling.
”Saya hanya berharap bisa kembali tinggal di rumah saya seperti sebelumnya. Untuk kejadian kemarin, namanya juga musibah, tidak ada yang tahu,” kata Asrijal.
Di rumah berukuran 60 meter persegi itu, Asrijal tinggal bersama istri dan seorang cucu yang baru saja lahir. Meski tidak ada satu pun benda-benda yang bisa diselamatkan, termasuk gerobak cincau miliknya, istri dan cucunya selamat dari kebakaran.
Menjelang pergantian tahun, Tedi dan Asrijal tidak begitu menghiraukan momentum yang bagi banyak orang patut dirayakan. Meski pada tahun-tahun sebelumnya turut merayakannya dengan membakar jagung atau ikan, tahun ini mereka menjalani pergantian tahun tanpa atap.
Baca juga: Warga Mampang Prapatan Butuh Bantuan Perlengkapan Sekolah
”Hanya bisa pasrah kalau seperti ini. Saya masih mencari barang-barang yang bisa dijual,” ucap Asrijal.
Bantuan
Sejumlah bantuan seperti logistik, pakaian, selimut, kebutuhan balita, tenda-tenda darurat, serta obat-obatan mulai mengalir. Sekretaris RW 005 Kelurahan Kalianyar Sudarto mengatakan, bantuan tersebut diperoleh baik dari pemerintah setempat maupun organisasi kemasyarakatan.
”Kebutuhan dasar sudah tercukupi. Hanya saja, perlengkapan sekolah dan baju-baju anak sekolah belum ada,” kata Sudarto.
Terkait logistik, lanjut Sudarto, bantuan berupa nasi kotak masih terus berdatangan baik dari Suku Dinas Sosial Jakarta Barat maupun dari Tagana Jakarta Barat. Meski tidak tahu sampai kapan bantuan makanan itu diberikan, Sudarto telah menjelaskan, pihaknya siap membangun dapur umum jika diperlukan.
Selain itu, terdapat tiga titik posko pengungsian, yakni Sekretariat RW 005 sebagai posko utama pendataan, Pos PAUD RW 006 Kelurahan Kalianyar dan Masjid Al-Hidayah sebagai posko penyintas kebakaran. Menurut Sudarto, dua posko pengungsian untuk warga tersebut sudah cukup.
”Sebagian warga ada yang mengungsi ke saudaranya. Tapi, saya minta kalau pagi atau siang datang ke sini untuk pendataan dan pembagian bantuan,” ujar Sudarto.
Sementara Lurah Kalianyar Dwi Cahyono menyampaikan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan para penyintas untuk pengajuan bantuan ke Badan Amil Zakat Nasional Provinsi DKI Jakarta atau Baznas (Bazis). Setelah data tersebut lengkap, lanjut Cahyono, berkas akan diserahkan pada Senin (2/1/2023).
Sebelumnya, Wakil Ketua II Bidang Distribusi dan Pendayagunaan Bazis Saat Suharto Amjad menyampaikan, santunan akan diberikan kepada semua penyintas yang terverifikasi oleh kelurahan. Setelah dilakukan verifikasi, lanjut Saat, proses pengajuan santunan baru dapat berjalan.
”Berkaitan dengan para penyintas kebakaran, model dan jumlah santunan akan dipastikan setelah pertemuan dan koordinasi dengan pemerintah setempat,” kata Saat.
Terkait bantuan berupa material atau bedah kawasan, Saat menjelaskan, bantuan tersebut hanya akan diberikan kepada para penyintas yang memiliki legalitas kepemilikan tanah. Sementara berdasarkan data RW 005, sebagian besar warga telah memiliki surat hak milik dan hak guna bangunan melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
Baca juga: Para Penyintas Kebakaran Menantikan Kepastian Hunian
Tutup tahun
Berdasarkan pemberitaan Kompas dari medio hingga akhir Desember 2022, terdapat tiga kebakaran yang terjadi di DKI Jakarta. Pertama, kebakaran melanda kawasan kontrakan semipermanen di Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) sore. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi 230 warga kehilangan tempat tinggal dan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar.
Lalu, tiga kios di Terminal Senen, Jakarta Pusat, dilalap si jago merah pada Selasa (20/12/2022). Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, nilai kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Selanjutnya, sekitar 500 warga Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022), kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran. Tidak ada korban jiwa, tapi nilai kerugian atas peristiwa itu ditaksir mencapai Rp 20 miliar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta mencatat, selama tahun 2022 hingga 30 Desember 2022 telah terjadi 642 kejadian kebakaran. Kejadian kebakaran pada gedung dan permukiman merupakan jenis bencana tertinggi yang terjadi sepanjang tahun 2022.
”Didapati hasil perhitungan perkiraan jumlah kerugian pascakebakaran di sektor permukiman selama tahun 2022 ditaksir mencapai angka Rp 130.664.015.650,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD DKI Jakarta M Ridwan dalam keterangan resmi.