Partai Prioritaskan Kader, Saraswati hingga Eko Patrio Ramaikan Bursa Pilgub DKI Jakarta
Sejumlah nama, seperti Ahmed Zaki, Ida Fauziah, Saraswati, Zita Anjani, dan Eko Patrio, meramaikan bursa Pilgub Jakarta.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bursa Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2024 kian hangat tiga bulan jelang pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur provinsi tersebut. Tidak hanya menjajaki peluang koalisi, partai-partai politik juga mulai menawarkan kader terbaik mereka untuk dicalonkan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Sejumlah nama, mulai dari Ahmed Zaki Iskandar, Ida Fauziyah, Rahayu Saraswati, Zita Anjani, hingga Eko Patrio, digadang-gadang partai masing-masing untuk dapat diusung dalam Pilkada DKI Jakarta.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, saat dihubungi, Minggu (5/5/2024), mengungkapkan, PAN kini tengah membuka komunikasi dengan semua partai politik untuk menghadapi Pilkada Jakarta 2024. Walau demikian, PAN tetap mendahulukan pembicaraan kerja sama dengan partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang pada pilpres lalu sama-sama mengusung Prabowo Suboanto-Gibran Rakabuming Raka.
KIM beranggotakan sembilan partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Bulan Bintang (PBB). Selain itu, ada pula Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).
”Kami akan mendahulukan Koalisi Indonesia Maju untuk bermitra koalisi dalam mengusung calon kepala daerah di Pilkada Jakarta,” ujar Eddy.
Pembicaraan kerja sama politik itu dijalankan lantaran PAN tidak bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sendiri. Sebab, PAN diperkirakan hanya memperoleh 10 kursi atau 9,4 persen dari 106 kursi DPRD Provinsi DKI Jakarta. Padahal, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota mensyaratkan, parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah untuk dapat mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur.
Meski mendahulukan KIM, PAN tetap membuka seluas-luasnya komunikasi dengan partai politik lain, tak terkecuali dengan koalisi partai lain yang berseberangan semasa pilpres. Keputusan untuk berkoalisi juga akan ditentukan berdasarkan kesepakatan mengenai kandidat yang diusung karena PAN juga menawarkan kadernya untuk maju dalam Pilkada Jakarta.
Menurut Eddy, sejumlah kader yang akan ditawarkan, antara lain, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN DKI Jakarta Eko Patrio dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari PAN, Zita Anjani. Dua kader tersebut dinilai berpotensi memimpin Jakarta.
Untuk DKI Jakarta, kami tidak akan kekurangan kader. Kami ada Mas Eko Patrio, Mbak Zita Anjani.
”Ya, untuk DKI Jakarta, kami tidak akan kekurangan kader. Kami ada Mas Eko Patrio, Mbak Zita Anjani, ya, di antaranya yang memang saat ini sudah paham kondisi di Jakarta,” tuturnya.
Sama halnya dengan PAN, meski tidak bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur sendiri, Partai Gerindra juga mengutamakan kadernya untuk dapat diajukan sebagai kanidat peserta Pilkada Jakarta. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati mengungkaokan, sudah ada beberapa kader yang diunggulkan untuk maju di Pilkada Jakarta.
Saraswati tidak memungkiri bahwa dirinya merupakan salah satu di antara sejumlah nama yang diunggulkan untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, ia menyerahkan sepenuhnya keputusan pencalonan tersebut kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Terkait koalisi untuk menghadapi Pilkada Jakarta, Saraswati mengatakan, komunikasi antarpartai politik masih terus dilakukan. Namun, ia enggan mengungkapkan lebih rinci. ”Ini bukan bagian saya, tetapi saya yakin pimpinan partai yang memang bertugas melakukan komunikasi dengan partai-partai lain sedang melakukan komunikasi tersebut dalam rangka persiapan pilkada,” ujarnya.
Partai politik lain yang juga menawarkan kadernya adalah Golkar. Partai pimpinan Airlangga Hartarto itu menawarkan mantan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar sebagai kandidat gubernur Jakarta. Saat ini, Zaki juga telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur ke Partai Kebangkinan Bangsa (PKB). Padahal, PKB juga memiliki kandidat yang diunggulkan, yakni Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah.
Zaki menyampaikan, untuk menghadapi Pilgub DKI Jakarta, Golkar harus berkoalisi dengan partai lain agar syarat minimal kepemilihan 22 kursi di DPRD DKI Jakarta terpenuhi. Saat ini, Golkar hanya memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta. Golkar siap bekerja sama dengan partai mana pun dalam menghadapi Pilkada Jakarta.