Drama Adu Penalti Indonesia Vs Korsel, Mengapa Penalti Justin Hubner Diulang?
Lewat drama adu penalti, Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23. Penalti Justin Hubner sempat diulang.
Oleh
PRASETYO EKO PRIHANANTO
·2 menit baca
Saat tendangan penalti Justin Hubner berhasil diblok kiper Korea Selatan, Baek Jong-bum, dunia seakan runtuh bagi para pendukung Indonesia, baik di stadion maupun di rumah yang menyaksikan lewat layar kaca. Impian untuk menyaksikan ”Garuda Muda” melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 dan peluang merebut tiket Olimpiade Paris 2024 langsung pupus.
”Saya langsung matikan TV waktu tendangan Justin ditangkap kiper,” demikian komentar seorang netizen menanggapi drama adu penalti Indonesia lawan Korsel pada laga perempat final Piala Asia U-23 di Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB.
Kekecewaan itu wajar mengingat Justin adalah penendang kelima Indonesia sehingga kalau tendangannya gagal, perjalanan bersejarah Indonesia harus berakhir. Sebelumnya, penendang kelima Korsel, Byeon Jun-soo, telah lebih dulu sukses menaklukkan kiper Indonesia, Ernando Ari. Para pemain Korsel pun sudah berlarian merayakan kemenangan.
Namun, drama terjadi di lapangan. Wasit Shaun Evans yang memimpin pertandingan memutuskan penalti Justin harus diulang.
Mengapa penalti Justin harus diulang? Wasit asal Australia itu memutuskan penalti diulang karena kiper bergerak maju melewati garis gawang saat Justin menendang bola penalti, yang dikuatkan dengan tinjauan asisten wasit video (VAR).
Wasit kini memang lebih tegas menerapkan aturan saat situasi penalti seperti ini, terutama sejak ada tinjauan video. Seperti termuat dalam laman badan pembuat aturan sepak bola, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), saat penalti, posisi seorang kiper harus berada di garis di antara dua tiang gawang. Ia boleh bergerak sepanjang garis itu atau melompat-lompat, selama telapak kaki berada di atas garis sampai sebelum bola ditendang.
Kemudian, saat bola ditendang, setidaknya satu kaki atau bagian dari kaki harus di belakang garis gawang atau di atas garis gawang. Kiper tidak boleh bergerak maju hingga kakinya melewati garis gawang.
Jika kiper melanggar hal itu, seperti yang dilakukan Baek, penalti bisa diulang. Akan tetapi, masih ada syarat lain agar penalti tersebut diulang.
Syaratnya adalah penalti itu diselamatkan oleh kiper, seperti yang terjadi pada penalti Justin. Baek bisa mengeblok bola itu. Sesuai aturan, penalti tidak akan diulang seandainya tendangan Justin melenceng dari gawang atau mengenai tiang atau mistar sehingga bola memantul keluar gawang, serta penendang tidak terpengaruh gerakan kiper.
Drama berlanjut selepas penalti Justin Hubner. Indonesia berpeluang emas mengakhiri adu penalti lebih cepat saat penendang keenam Korsel, Kang Sang-yoon, gagal menjalankan tugasnya. Bola tendangan Kang berhasil ditepis oleh Ernando.
Sayangnya, penendang keenam Indonesia, Arkhan Fikri, tak mampu menaklukkan kiper Baek. Tendangannya justru melenceng di kanan gawang Baek sehingga adu penalti pun berlanjut.
Setelah itu, lima penendang penalti kedua tim berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk kiper Indonesia, Ernando Ari, yang sukses mengecoh Baek.
Indonesia kembali mendapat kesempatan untuk memenangi perempat final saat penendang ke-12 Korsel, Lee Kang-hee, gagal menaklukkan Ernando. Kiper Ernando dengan gemilang berhasil menyelamatkan gawangnya, menepis tendangan keras Lee yang mengarah ke kiri gawang. Padahal, Lee sebelumnya sukses menjalankan tugasnya saat melakukan tendangan penalti kedua.
Suasana pun sangat menegangkan saat Pratama Arhan menjadi penendang ke-12 Garuda Muda. Pemain yang dikenal dengan lemparan ke dalam berbahaya ini sebelumnya juga sukses mengeksekusi penalti saat menjadi penendang kedua. Saat itu, bola tendangan Arhan yang mengarah ke sisi kiri gawang sempat ditepis Baek, namun bola tetap meluncur ke gawang.
Arhan tak menyia-nyiakan peluang untuk menjadi penentu kemenangan Indonesia. Dengan tenang, Arhan berhasil mengelabui kiper Baek, untuk membawa Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23. Drama adu penalti berakhir dengan kemenangan 11-10 untuk Garuda Muda.