Kembali normalnya operasionalisasi rute bus Transjakarta diikuti pengaturan lalu lintas dan optimalisasi penggunaan armada.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta resmi mengoperasikan tiga rute baru per Senin (26/12/2022). Dengan demikian, sampai akhir tahun ini, 219 rute bus Transjakarta dapat dimanfaatkan masyarakat setelah kasus Covid-19 terus melandai.
Tiga rute tersebut adalah Blok M-Universitas Indonesia (9H), Pasar Minggu-Velbak (6T), dan Terminal Pulogadung-Lampiri (JAK 99). Anang Rizkani Noor selaku Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta mengatakan, bus yang dipakai untuk melayani rute itu adalah tipe low entry atau berpintu rendah.
”Ini sudah dalam perencanaan (kami) untuk mengantisipasi kenaikan jumlah pelanggan pada dua dari tiga rute baru, yaitu Rute 9H dan 6T,” kata Anang dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Dengan pengoperasian tiga rute baru ini, Transjakarta telah mengoperasikan total 219 rute. Dari jumlah itu, 42 rute di antaranya adalah rute lama yang diaktifkan kembali dan 16 lainnya adalah rute baru.
Penambahan rute ini terus meningkat seiring menurunnya kasus penularan Covid-19 di masa pandemi ini. Seperti diketahui, pada awal pandemi, Transjakarta sempat hanya mengoperasikan rute di 13 koridor utama.
Penumpukan penumpang
Dalam keterangan sama, Anang menyampaikan bahwa Transjakarta mengoperasikan bus sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, ada bus yang dicadangkan untuk perawatan dan antisipasi lainnya dengan proporsi 30 persen dari total armada yang ada.
”Semua bus dilakukan perawatan secara berkala secara menyeluruh. Jadi, tidak ada bus yang terbengkalai. Kami operasikan secara bergantian,” tuturnya. Ia juga mengatakan, seluruh armada Transjakarta beroperasi sesuai jadwal.
Semoga tahun 2023 ke depan ada perbaikan layanan transportasi umum Transjakarta dari ketinggalan yang sebelumnya.
Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan, dalam rilisnya hari ini, mengkritik manajemen operasional bus Transjakarta. Ia menyebut, jumlah armada bus yang dioperasikan saat jam sibuk di pagi dan sore hari masih kurang. Hal ini mengakibatkan masih adanya antrean panjang penumpang di halte-halte.
Situasi yang dimaksud belum lama dikeluhkan masyarakat melalui video di lintas media sosial. Seperti ditelaah dari video Tiktok di akun Twitter @txtdrjkt, terjadi antrean panjang penumpang di Halte Gelora Senayan, Jumat (23/12/2022) sore. Penumpang yang hendak naik bus Transjakarta mengantre sampai ujung jembatan menuju halte dari jembatan penyeberangan orang.
"Masalah terus terjadinya antrean panjang dan kemudian penumpukan penumpang dalam bus ini sudah terjadi setidaknya sejak tahun 2019 hingga tahun 2022,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, pekan lalu, menyampaikan, jarak waktu kedatangan antarbus atau headway rata-rata 5 menit sekali. Namun, waktu itu bisa lebih lama karena faktor kemacetan atau kepadatan lalu lintas yang kembali meningkat di jalanan Ibu Kota setiap jam sibuk.
Untuk mengatasi ini, Dishub DKI Jakarta meluncurkan kerja sama dengan Polda Metro Jaya, Komando Militer Jaya, dan satuan polisi pamong praja untuk mensterilisasi jalur-jalur bus Transjakarta.
”Dengan sterilisasi, hal-hal yang menghambat laju kendaraan Transjakarta, seperti penerobosan jalur, bisa kita minimalkan dan hilangkan,” kata Syafrin, 13 Desember 2022.
Evaluasi operasional
Di sisi lain, tidak dioperasikannya sejumlah bus juga dikritik Azas Tigor sebagai pemicu penumpukan penumpang. Dalam Catatan Akhir Tahun 2022, ia mengutip data dan laporan publik selama dua bulan terakhir yang ia terima, setidaknya ada 60 bus Transjakarta di Depo Pinang Ranti, 40 bus di Perintis Pulogadung, dan 50 bus di Rawa Buaya yang mangkrak tidak dioperasikan sejak 2019.
”Padahal, semua bus ini sangatlah dibutuhkan untuk melindungi hak warga untuk mendapatkan layanan publik yang manusiawi dari pengelola layanan publik, dalam hal Pemda Jakarta dan PT Transjakarta. Sebagai pengguna sarana transportasi umum, masyarakat memiliki hak mendapatkan pelindungan hak bertransportasi yang manusiawi,” ujarnya lagi.
Meski temuan itu sudah ditepis Transjakarta, Azas berharap ada perbaikan dan evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terhadap manajemen PT Transjakarta dan Dishub DKI.
”Semoga tahun 2023 ke depan ada perbaikan layanan transportasi umum Transjakarta dari ketinggalan yang sebelumnya. Ada perbaikan dilakukan PJ Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono untuk mengatasi kemacetan Jakarta bisa terwujud dengan menyediakan layanan transportasi umum yang aman dan nyaman,” katanya.